Mohon tunggu...
Muchammad Nasrul Hamzah
Muchammad Nasrul Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Asli

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merekam Dua Potret Guru yang Berlawanan dalam "Taree Zameen Par" dan "HaramKhor"

26 November 2019   04:10 Diperbarui: 26 November 2019   04:18 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film Fenomenal Taree Zameen Paar (Foto: Istimewa)

Sebab itulah, saya kira "Sabda" Nadiem Makarim ada benarnya. Bukan untuk menegasikan prestasi akademik di sekolah, tapi mengasah kemampuan lain di luar akademik bagi siswa yang kurang percaya diri juga tak kalah pentingnya.

Pengembangan sektor ekonomi kreatif yang kini sedang digalakkan pemerintah melalui Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) adalah salah satu contoh dari apa yang disampaikan Nadiem.

Jika kita menengok 16 subsektor ekonomi kreatif, maka sebagian besar hal itu tidak membutuhkan kemampuan akademik yang luar biasa, namun lebih ditekankan kepada bakat yang tertanam dalam diri peserta didik.

Karena itu, jika prestasi anak didik kurang baik lantas diabaikan begitu saja oleh guru sekolahnya, dan bahkan kemampuan atau bakatnya malah "dihabisi" bisa saja itu menjerumuskan. Membuat anak didik makin tidak percaya diri. Kehilangan semangat dan akhirnya berperilaku menyimpang.

Kembali ke film "Taree Zameen Paar", kita bisa reka ceritanya sendiri bagaimana jika Ishaan tidak bertemu dengan Ram, melainkan hanya dengan guru yang bangga prestasi akademik siswanya baik. Kemampuan Ishaan tentu akan terpendam, lantaran tak ada yang mengetahuinya kelebihannya.

Menjadi guru bukan saja mengajar, tetapi mendidik. Mengajar hanya mementikan kecerdasan otak semata, tapi mendidik lebih dari itu. Selain kecerdasaan intelektual, kecerdasan mental dan spiritual juga didapatkan.

Pesan Nadiem agar siswa kurang percaya diri diasah kemampuan dan bakat lainnya tak lain adalah untuk menguatkan mental. Bahwa anak didik, memiliki masa depan cerah dengan bakat non akademisnya, meski nilai akademisnya kurang memuaskan. Di situlah, maka makna kemerdekaan belajar yang disampaikan Nadiem bisa diimplementasikan nantinya.

Haramkhoor dan Fenomena Guru Cabul
Kasus pencabulan oleh beberapa oknum guru masih marak terjadi di Indonesia. Pada mesin pencari Google misalnya, jika kita masukkan kata kunci itu lalu mencari berita tentangnya, maka informasi yang kita harapkan akan keluar. Tidak satu kasus saja. Melainkan banyak kasus.

Hal serupa juga terjadi di India. Kasus pencabulan siswa oleh oknum guru juga marak terjadi. Bahkan, kabarnya lebih parah dari negara kita. Karena itu, kehadiran film "Haramkhoor" yang dibintangi oleh aktor fenomenal Nawazuddin Shidqui merupakan tamparan bagi oknum guru pelaku pencabulan, sekaligus mengingatkan kepada yang lain.

Saya tak perlu cerita panjang lebar sinopsis film ini. Intinya, ada guru yang terlibat hubungan dengan muridnya di sekolah. Lalu keduanya melakukan hubungan intim hingga muridnya ditengarai hamil.

Adegan intim saat guru menggauli siswa sengaja dipertontonkan oleh sang sutradara. Adegannya tidak vulgar seperti yang kita bayangkan, namun sangat mengena.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun