Kegagalan pertama Joni mengajarkannya pelajaran yang berharga. Hari-hari berikutnya, ia mulai membaca buku dan artikel tentang investasi. Ia menghadiri webinar gratis tentang keuangan personal. Ia bahkan mulai mencatat setiap pengeluarannya, sesuatu yang tak pernah ia lakukan sebelumnya.
Gaji kedua datang, dan kali ini Joni memiliki strategi yang lebih matang. Ia mengalokasikan 50% untuk keluarga, 30% untuk tabungan darurat, dan 20% untuk dirinya sendiri, termasuk sedikit untuk investasi yang lebih aman seperti reksa dana.
"Aku akan membangun fondasi keuangan yang kuat terlebih dahulu," tekadnya dalam hati.
Baca juga: Warisan untuk Anak: Membangun Gunung Emas lewat Tabungan Emas
 Pesan untuk Kamu yang Sedang Berjuang
Cerita Joni mungkin terasa familiar bagi banyak dari kamu yang juga sandwich generation, yang terjebak di antara tanggung jawab terhadap orang tua dan adik, sambil berusaha membangun masa depan sendiri.
Jika kamu baru memasuki dunia kerja dan menerima gaji pertama, ingatlah beberapa hal berikut:
1. Prioritaskan dana darurat. Sebelum terjun ke berbagai instrumen investasi, pastikan kamu memiliki dana untuk berjaga-jaga selama minimal 3-6 bulan pengeluaran.
2. Edukasi diri sebelum investasi. Jangan investasi hanya karena teman-temanmu melakukannya. Pahami dulu produknya, risikonya, dan apakah sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuanganmu.
3. Waspadai FOMO. Fear of missing out sering membuat kita mengambil keputusan yang terburu-buru. Ingat, kesuksesan investasi bukanlah tentang siapa yang paling cepat masuk, tapi siapa yang memiliki strategi jangka panjang yang paling matang.
4. Komunikasikan dengan keluarga. Jika kamu sandwich generation seperti Joni, komunikasikan dengan baik mengenai batasan dan kemampuan keuanganmu. Bantu keluarga, tapi jangan sampai mengorbankan masa depanmu sendiri.