Mohon tunggu...
Muchamad Iqbal Arief
Muchamad Iqbal Arief Mohon Tunggu... Independent Content Writer

Halo, saya Iqbal Arief. Sebagai penulis aktif di Kompasiana, saya senang berbagi wawasan dan informasi menarik dengan para pembaca. Minat saya cukup luas, meliputi berbagai topik penting seperti marketing, finansial, prinsip hidup, dan bisnis. Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat memberikan perspektif baru dan pengetahuan yang bermanfaat bagi Anda. Mari bergabung dalam perjalanan intelektual saya di Kompasiana, di mana kita bisa bersama-sama menemukan inspirasi dan wawasan baru dalam berbagai aspek kehidupan dan karier. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Money

Cerita Gaji Pertama: Kisah Joni Menggapai dan Melepaskan

28 Mei 2025   13:10 Diperbarui: 28 Mei 2025   13:10 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Jatuh Bangun dalam Dunia Investasi

Tanpa riset, tanpa pengetahuan, tanpa strategi---Joni menanamkan uangnya dalam sebuah koin kripto yang sedang ramai dibicarakan. Angka-angka hijau di aplikasinya pada minggu pertama membuatnya semakin yakin. Keuntungan 15% dalam seminggu!

"Kalau begini terus, dalam sebulan uang aku bisa bertambah dua kali lipat," pikir Joni dengan mata berbinar.

Namun, hukum Murphy seakan berlaku untuk pemula sepertinya. Di akhir minggu kedua, pasar kripto mengalami koreksi besar-besaran. Grafik hijau berubah menjadi merah menyala. Investasi Joni tergerus hingga tersisa separuhnya.

Panik. Joni tak bisa tidur malam itu. Uang yang seharusnya bisa ia gunakan untuk membantu keluarga atau paling tidak untuk tabungan darurat, kini tergerus oleh sesuatu yang bahkan tidak sepenuhnya ia pahami.

 Ketika Kenyataan Menghantam

"Koin ini pasti akan naik lagi," Joni meyakinkan dirinya sendiri setiap hari, sambil terus memantau grafik yang tak kunjung membaik.

Tiga bulan berlalu, dan investasinya kini hanya bernilai Rp 300.000 dari Rp 1.200.000 yang ia tanamkan. Di saat yang bersamaan, kulkas di rumah ibunya mogok total. Adiknya memerlukan biaya untuk membeli buku semester baru. Dan Joni? Ia bahkan belum memiliki dana darurat sama sekali.

Malam itu, di kamar kosnya yang sempit, Joni menatap langit-langit dengan pandangan kosong. Air mata mengalir perlahan di pipinya. Bukan hanya karena investasi yang gagal, tapi juga karena tanggung jawab yang terasa semakin berat.

"Seandainya aku tidak terburu-buru... Seandainya aku belajar lebih banyak... Seandainya aku tidak terpengaruh FOMO..."

 Bangkit dari Kegagalan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun