Mohon tunggu...
Muchamad Dani Andrean
Muchamad Dani Andrean Mohon Tunggu... Mahasiswa - #MDAndrean

" Menulis adalah dua kali membaca." (Gol A Gong)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rekonsiliasi MRT Jokowi-Prabowo: Siapa Tak Senang? #IndonesiaRumahKita

19 Juli 2019   20:36 Diperbarui: 19 Juli 2019   20:43 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia rumah KITA.Hal inilah yang menjadi semboyan yang cukup relevan saat ini di tengah berbagai dinamika yang terjadi pada bangsa ini.Bagaimana tidak? rasa persaudaraan yang sudah dari dulu menjadi embrio bangsa rasanya kian memudar seiring waktu,tak henti-hentinya riuh dan riwuh terjadi -- baik itu di dunia nyata maupun di dunia maya(media sosial).

Kita ingat saat Pemilihan Presiden kemarin yang mana saling hujat,saling fitnah,saling mencela -- tak peduli apakah teman atau bukan,tak peduli tetangga atau bukan,kalau ada perbedaan disitu maka dengan mudah sekali menghujat dan mencela. Belum lagi soal isu yang banyak berhamburan saat masa kampanye delapan bulan dan pasca pencoblosan 17 April kemarin.

Kita lihat saat itu di media sosial, mulut bukan lagi sebagai silet yang tajam seperti banyak perumpamaan yang ada --tetapi jari kita yang bisa jadi merupakan silet yang sangat tajam itu.

Pilpres sudah usai, kedua kontestan yakni Jokowi dan Prabowo sudah bertemu di MRT beberapa waktu silam. Keduanya sepakat "move on" dari Pilpres. Mereka pun tampak bersuka cita dan mengobrol santai saat bertemu.

www.channelnewsasia.com
www.channelnewsasia.com
CACIAN DI SAAT PASCA-PERTEMUAN

Kita sebelumnya sibuk di antara kubu 01 dan kubu 02, kemudian sibuk dengan cacian berupa "cebong" dan "kampret". Seyogyanya,p ertemuan ini patut diapresiasi -- bukan malah dicaci. Teriakan "we love you" oleh masyarakat yang histeris ketika melihat langsung saat keduanya bertemu ternyata tidak demikian dengan sebagian kelompok yang lain.

Ada yang nampak masih emosional, seperti apa kata Prabowo saat berjumpa dengan presiden terpilih Jokowi. Namun apa kata Prabowo? Prabowo justru menyebut sudah saatnya menjadi MERAH PUTIH.

Kita lihat di saat Prabowo akan bertemu Jokowi beberapa hari yang lalu,ada yang menuntut agar Prabowo tidak bertemu dengan Jokowi. Bahkan ada juga yang menyebut pertemuan tersebut hanyalah pertemuan "biasa", seperti kata ketua GNPF. Bahkan, ada yang tak rela keduanya bertemu dan mengklaimnya sebagai suara umat,seperti kata PA 212.

Terlepas dari pro atau kontra, seyogyanya kita apresiasi keinginan Jokowi yang memang sejak lama ingin bertemu dengan Prabowo dan jiwa besar seorang Prabowo atas hasil pemilu. Pertemuan dua tokoh bangsa ini sepantasnya patut didukung, bukan dicaci apalagi dituding sana-sini.

SIAPA TAK SENANG ?

Siapa yang tak senang? saya disini bukan dalam posisi mengira-ngira. Tetapi karena kita merupakan negara demokrasi, saya sangat yakin bahwa pasti ada pro dan kontra dari momen pertemuan Jokowi-Prabowo. Saya yakin pasti ada yang "semringah"  alias senang serta ada yang tidak senang bahkan skeptis dengan pertemuan keduanya.

JATAH KABINET DAN OPOSISI

Saya tidak melihat korelasi langsung antara pertemuan Jokowi-Prabowo di MRT dengan jatah kursi. Sepertinya tidak ada hal-hal yang patut diduga bahwa pertemuan tersebut berkaitan dengan posisi di dalam kabinet. Pertemuan keduanya adalah sebagai seorang sahabat yang telah bersahabat sejak lama, setidaknya itu poin penting yang disampaikan oleh presiden Jokowi saat bertemu dengan Prabowo.

www.liputan6.com
www.liputan6.com
Di lain pihak, desakan agar Prabowo tetap menjadi oposisi kian santer dihembuskan. Salah satunya datang dari Partai Keadilan Sejahtera yang bahkan lebih dulu menyatakan pihaknya sebagai pihak yang berada di luar pemerintahan alias oposisi. 

Mantan Cawapres Sandiaga Uno juga sudah menyatakan diri sebagai pihak oposisi konstruktif yang siap membantu dan mengkritik pemerintah yang akan datang.

Demokrasi memang membutuhkan check and balance. Meski negara kita tidak mengenal secara langsung dengan istilah oposisi, tetapi patut diperlukan adanya keseimbangan untuk mencegah kesewenangan. Saya tentu mendukung adanya keseimbangan ini dalam arti pihak oposisi.

INDONESIA RUMAH KITA

Kontestasi dan konstelasi sudah hampir selesai, nyaris semua prosesi sudah dilalui. Kita akan melihat bagaimana presiden dan wakil presiden terpilih akan dilantik dan memimpin selama lima tahun ke depan. Sudah saatnya kita kembali bersama, bahu-membahu membangun Indonesia menuju negara yang maju, sejahtera, adil, dan makmur.

Entah siapa yang senang atau tak senang, biarlah itu berjalan seiring berjalannya waktu. Saya tidak mau menambah perdebatan itu dengan membiarkan saudara-saudara kita menyelesaikan perdebatan di atas.

Saya lebih tergugah membaca catatan dari seorang pembawa acara fenomenal yakni Mbak Nana (Najwa Shihab) saat acara beliau beberapa waktu silam :

Gerbong Jokowi-Prabowo: Siapa Hendak Turut (Catatan Najwa)

Polarisasi bukan sekadar urusan para elit, akar rumput pun sudah ikut-ikutan terbelit.
Tokoh-tokoh politik bisa saja saling bertemu, tapi politik belah bambu kadung menciptakan abu.
Rekonsiliasi tak bisa dijalin lewat seremoni, mesti dibangun lewat praktik politik sehari-hari.

Hentikan cemooh dan beragam bentuk penghinaan, kritiklah untuk urusan genting yang diperlukan.
Suasana damai dibutuhkan demi persatuan, berpelukan bukan untuk bagi-bagi kekuasaan.

Tak boleh ada kekuasaan yang tidak diawasi, lakukan pengawasan tanpa agitasi dan provokasi.
Berkuasa adalah khitah mereka yang menang, menjadi oposan bukan tanda para pecundang.

Kini saatnya membangun bersama Indonesia,karena INDONESIA RUMAH KITA.

Tabik,

Muchamad Dani Andrean

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun