Mohon tunggu...
Samsul Muarif
Samsul Muarif Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sosiologi Universitas Trunojoyo Madura

Mahasiswa aktif Sosiologi FISIB-UTM

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Persoalan Sampah yang Kian Memburuk

20 Maret 2020   22:34 Diperbarui: 20 Maret 2020   22:49 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangkalan – seperti yang diketahui bahwa limbah sampah rumahan dan industri merupakan sebuah permsalahan yang rumit dan membutuhkan perhatian yang sangat serius dari berbagai pihak dan warga, di mana sampah tersebut tidak akan pernah habis atau berkurang namun malah bertambah banyak seiring percepatan pembangunan di era industri. Karena itu untuk saat ini sampah masih menjadi persoalan yang mengalami kegagalan dalam upaya penanganannya.

Di Bangkalan tepatnya di Desa Telang, terdapat potret yang sangat memilukan dimana sampah bertumpukan hingga ke jalan raya. Bukan hanya menganggu estetika, luapan sampah itu juga menimbulkan bau tak sedap dan mengundang kerumunan lalat, hal ini tentu sangat menganggu bagi para pengguna jalan ataupun warga sekitar lokasi tersebut. Terlebih disana banyak kos mahasiswa.

Kurangnya kesadaran masyarakat sekitar yang sering membuang sampah sembarangan merupakan penyebab dari menumpuknya sampah di lokasi ini serta kurangnya fasilitas seperti truk pengangkut sampah dan juga sarana pendukung lainnya. Selain terkendala pada armada truk sampah, intensitas pengangkutan sampah di Kamal dan Telang khususnya tidak sebanding dengan peningkatan volume sampah.

Dari data yang diperoleh dari BLH Bangkalan, volume sampah di Bangkalan terus meningkat. Jika sebelumnya volume sampah hanya 198m/kubik per hari, saat ini meningkat menjadi 218m/kubik per hari atau setara dengan 35 truk. Dilansir dari www.bangkalankab.go.id

Padahal jika dilihat dari dampak yang pasti terjadi dalam masyarakat jika penanganan sampah tidak ditangani dengan baik akan berimbas pada menurunnya kualitas kehidupan, keindahan lingkungan, dan potensi akan terjadinya banjir juga akan lebih besar.

Apabila hal ini terjadi terus-menerus dalam jangka panjang maka dapat mempengaruhi investor daerah, daya jual dan daya tarik daerah tersebut akan menurun. Padahal area di sekitar Telang ini merupakan area yang sangat strategis, karena berdekatan dengan Universitas Trunojoyo Madura.

Seharusnya, keberadaan mahasiswa disana bisa berpengaruh terhadap kebersihan lingkungan namun faktanya tidak demikian, justru banyak mahasiswa yang acuh akan hal tersebut dan memberikan kesan tidak peduli karena merasa bukan urusan atau kewajibannya, padahal mahasiswa dan kampus seharusnya memiliki andil bagi kelestarian lingkungan sekitar.

Peran serta kampus juga berpengaruh bagi lingkungan, karena lingkungan yang nyaman dan bersih dapat memberikan kesan baik dan semangat belajar yang tinggi bagi mahasiswa. Sampai saat ini sejauh mana peran Universitas Trunojoyo dalam menjaga alam dan lingkungan sekitar kampus.

Jawabannya adalah masih belum maksimal, yaitu kurangnya sarana tempat sampah di UTM sendiri, hal ini yang membuat banyak mahasiswa bingung membuang sampah dimana karena tempat sampah hanya ada di beberapa tempat tertentu.

) Dilansir dari wartautm Pengelolaan sampah organik juga belum tersedia di UTM. Padahal, untuk mengolah sampah organik menjadi kompos hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat. Seperti yang dikatakan Mujiono, Dosen Fakultas Pertanian tersebut menjelaskan kalau sampah organik bisa terurai di alam karena ada fermentasi. Agar proses lebih cepat bisa menambah bakteri dekomposer yaitu bakteri EM4.

Di sisi lain, pengadaan tempat sampah setiap lima meter masih belum memungkinkan. Menurut Amrin, banyaknya tempat sampah hanya akan menambah beban cleaning service. Selanjutnya Amrin berharap agar seluruh warga kampus UTM bekerjasama untuk menjaga kebersihan kampus.

Selain itu, ia juga menyarankan untuk memakai barang reuseable, sebagaimana edaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang larangan penggunaan kemasan air minum berbahan plastik sekali pakai, meskipun di UTM masih belum ada aturan khusus yang dibuat mengenai hal itu. (https://spiritmahasiswa.trunojoyo.ac.id/2020/02/pengelolaan-sampah-di-utm-belum-maksimal.html

Selain peran kampus, mahasiswa juga harus turut serta menjaga lingkungan dimulai dari hal kecil seperti membawa tumblr atau botol yang bisa digunakan berkali-kali dan tidak membeli minuman dengan kemasan plastik, karena jumlah sampah plastik yang banyak juga proses penghancurannya yang sangat lama.

Seperti kita ketahui, sampah plastik di laut seperti botol, bungkus detergen dll sudah sangat menumpuk, hal ini jika terjadi terus menerus maka akan merusak ekosistem dan kestabilan alam. Di mana biota laut seperti ikan akan mengonsumsi sampah plastik kemudian ikan tersebut dimakan oleh manusia yang artinya kita juga akan memakan sampah plastik tersebut dalam wujud ikan.

Tak hanya biota laut namun pencemaran air laut juga akan semakin terlihat, air yang seharusnya bersih menjadi berwarna coklat keruh. Seperti yang terjadi di pelabuhan kamal tepatnya di dermaga 1 yang sudah tidak terpakai disana terdapat banyak sekali tumpukan sampah plastik yang membuat air menjadi keruh.

Kita sebagai manusia harus berempati atas kejadian ini, dimana alam yang selama ini memberi kehidupan bagi kita akan rusak secara perlahan oleh tingkah laku kita.

Tidak bisa dipungkiri jika 10 tahun ke depan dengan semakin cepatnya era globalisasi dan modernisasi akan membuat alam ini semakin rusak. Hal-hal kecil yang memberikan dampak besar harus terus kita realisasikan.

Mahasiswa sebagai penggerak yang harus memulai dan memberi contoh kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian alam, tak hanya masyarakat namun dukungan dari pihak pemerintah setempat juga diperlukan agar semua saling bersinergi demi lingkungan yang lebih baik. 

Pengolahan sampah menjadi bahan daur ulang dan juga mungkin bisa digunakan sebagai pembangkit listrik dari tenaga sampah yang ada di Surabaya mungkin bisa ditiru agar sampah yang menumpuk tidak hanya habis dibakar namun juga diolah kembali.

Gerakan mahasiswa peduli juga dilakukan pada aksi GEMA UTM di Kantor DPRD Bangkalan beberapa waktu lalu, yaitu menuntut agar DPRD Kabupaten Bangkalan merealisasikan Perda No 5 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah yang selama ini dirasa belum maksimal dalam penanganannya, ini merupakan pekerjaan rumah yang belum selesai bagi semua masyarakat jika ingin Bangkalan menjadi lebih maju dan berkembang maka persoalan sampah harus ditangani dengan baik sehingga alam sekitar dapat lestari kembali.

NAMA: SAMSUL MUARIF
KELAS: SOSIOLOGI 2B
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya
Universitas Trunojoyo Madura

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun