Mohon tunggu...
MU Jodhipati
MU Jodhipati Mohon Tunggu... Guru - Pemburu Arti

Pencari Inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Saat Detik Tak Bisa Dihentikan

16 Maret 2023   12:54 Diperbarui: 16 Maret 2023   12:57 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat detik tak bisa dihentikan
Sosok tubuh bersandar di pelataran
Tenang luaran, tapi berhamburan pikiran
Karena harus bergegas mencoret selembar papan

Saat detik tak bisa dihentikan
Sentuh perangkat membuka permainan
Memutar video cuplikan dan pertarungan
Dan sesekali memandangi kertas koran harian

Saat detik tak bisa dihentikan
Orang disamping membuka pembicaraan
Bertanya persoalan template kebiasaan
Lalu kawannya datang menambah keriuhan

Saat detik tak bisa dihentikan
Mulailah canda khas pengembaraan
Soal single fighter menjadi bahasan
Sampai hand sanitizer berubah guyonan

Saat detik tak bisa dihentikan
Bergeserlah ke bawah pepohonan
Orang berpeluit meniupkan kegundahan
Mengadili pelayanan, menghakimi kesabaran

Saat detik tak bisa dihentikan
Lembaran telah resmi di tangan
Lalu bergegas kenakan perlengkapan
Tarik tuas kekalutan merambah jalanan

Saat detik tak bisa dihentikan
Mendung tak lagi bisa bertahan
Guyuran tak mampu lagi dielakkan
Dan detik masih tak bisa dihentikan

Saat detik tak bisa dihentikan
Menerobos guyuran menembus hutan
Bersikap sopan setelah lewati perbatasan
Sebab aspal tak lagi mencengkeram bebatuan

Saat detik tak bisa dihentikan
Suratan tuhan terus dilantunkan
Menerjang jalan kejam keputusasaan
Mungkin diperbaiki jika dilewati berpangkatan

Saat detik tak bisa dihentikan
Sampailah di lampu perempatan
Sopir angkutan diam dalam umpatan
Menggerutu lampu tak berperikemanusiaan

Masih saat detik tak bisa dihentikan
Sopir tadi mengecam penuh kedendaman
Kenapa dua lainnya tak segera dihidupkan
Supaya caci maki hujatan lekas terhapuskan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun