Industri kelapa sawit adalah salah satu pilar ekonomi Indonesia. Produk-produk turunannya, seperti minyak goreng, margarin, sabun, kosmetik, hingga biodiesel, menjadikan sawit sebagai komoditas strategis yang dibutuhkan pasar domestik maupun internasional.
Dengan tingginya permintaan global, wajar jika banyak orang melihat sawit sebagai peluang investasi. Namun, cara untuk terlibat dalam bisnis ini bisa berbeda. Ada yang memilih membeli kebun sawit sebagai aset yang bisa dikelola langsung, sementara yang lain memilih membeli saham perusahaan sawit yang sudah terdaftar di bursa.
Pertanyaannya kemudian menjadi: mana yang lebih baik dan lebih menguntungkan dalam jangka panjang? Untuk menjawabnya, mari kita bahas masing-masing opsi.
Membeli Kebun Sawit: Aset Nyata yang Bisa Dikendalikan
Membeli kebun sawit berarti kita memiliki aset fisik. Kita benar-benar memiliki tanah, pohon sawit, dan hasil panen yang dihasilkan. Ini seperti membeli rumah atau properti, tetapi dengan nilai tambah berupa hasil produksi yang bisa dijual setiap bulan.
1. Keuntungan Membeli Kebun Sawit
Dari pengalaman saya, ada beberapa keuntungan nyata yang membuat banyak orang tertarik memiliki kebun sawit sendiri:
a. Aset yang Terlihat dan Nyata
Berbeda dengan saham yang sifatnya abstrak, kebun sawit adalah aset yang bisa dilihat dan disentuh. Banyak orang merasa lebih tenang ketika memiliki sesuatu yang nyata, apalagi jika kebun tersebut berada di lokasi strategis. Bahkan jika usaha sawitnya tidak berjalan optimal, tanah tetap memiliki nilai yang bisa meningkat dari waktu ke waktu.
b. Arus Kas Rutin dari Panen
Pohon kelapa sawit mulai menghasilkan tandan buah segar (TBS) sejak usia 3 tahun dan mencapai produktivitas maksimal di usia 7--15 tahun. Jika dikelola dengan baik, hasil panen bisa dijual setiap 2 minggu sekali. Ini berarti kebun sawit bisa memberikan penghasilan pasif yang relatif stabil, seperti gaji bulanan.
c. Kendali Penuh atas Pengelolaan
Memiliki kebun berarti Anda bebas menentukan strategi pengelolaan: mulai dari pemilihan bibit, teknik pemupukan, hingga metode panen. Anda juga bisa memutuskan apakah ingin mengelola kebun sendiri atau mempercayakannya kepada pihak ketiga.
d. Potensi Nilai Jual yang Tinggi
Harga lahan cenderung naik dari tahun ke tahun. Jadi, selain menghasilkan dari panen, Anda juga bisa mendapat keuntungan besar jika suatu saat menjual kebun tersebut, terutama jika produktivitasnya sudah teruji.