Sedangkan penyakit yang umum ditemui meliputi:
- Busuk buah (pod rot), yang disebabkan jamur dan sering kali membuat hasil panen turun drastis.
- Penyakit pembuluh kayu, yang menyebabkan pohon layu dan akhirnya mati.
- Witches' broom, penyakit yang memicu pertumbuhan cabang abnormal.
Pendekatan yang saya gunakan adalah Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yang menggabungkan berbagai metode seperti sanitasi kebun, penggunaan varietas tahan penyakit, pengendalian biologis, dan pemantauan rutin. Petani juga perlu dilatih untuk mengenali gejala awal agar tindakan pencegahan bisa segera dilakukan.
4. Perubahan Iklim: Tantangan yang Sulit Diprediksi
Beberapa tahun terakhir, saya merasakan betul dampak perubahan iklim terhadap kebun kakao. Pola hujan yang tidak menentu membuat tanaman stres. Musim kering yang panjang menyebabkan daun rontok, sementara hujan ekstrem meningkatkan risiko serangan jamur.
Dampak yang saya lihat di lapangan antara lain:
- Pembungaan dan pembuahan tidak seragam.
- Buah lebih rentan terhadap penyakit karena kelembapan yang terlalu tinggi.
- Penurunan produksi yang signifikan pada musim tertentu.
Untuk menghadapi situasi ini, saya mendorong petani menerapkan teknik adaptasi seperti penggunaan mulsa untuk menjaga kelembapan tanah, penanaman pohon pelindung, dan pengaturan jadwal pemupukan sesuai musim. Selain itu, sistem irigasi sederhana juga bisa membantu tanaman bertahan di musim kemarau panjang.
5. Manajemen Kebun yang Belum Optimal
Manajemen kebun adalah faktor yang sering terabaikan. Padahal, pemangkasan, penjarangan, dan pengaturan naungan memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tanaman dan kualitas hasil.
Sayangnya, banyak petani yang tidak memiliki jadwal perawatan kebun yang terstruktur. Akibatnya, kebun menjadi terlalu rimbun, sirkulasi udara buruk, dan penyakit mudah menyebar.
Beberapa kesalahan umum yang sering saya temui:
- Pohon ditanam terlalu rapat.
- Pemangkasan dilakukan sembarangan atau bahkan tidak dilakukan sama sekali.
- Tidak ada sanitasi kebun, sehingga buah busuk dibiarkan dan menjadi sumber penyakit.
Untuk mengatasi hal ini, saya menyarankan pembentukan kelompok kerja yang saling membantu dalam pemeliharaan kebun, terutama di musim sibuk seperti panen.