Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Emosi pada Suatu Pagi: Cerita Perjalanan dengan 3 Moda Angkutan Umum

20 Agustus 2025   18:39 Diperbarui: 21 Agustus 2025   18:00 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terminal angkot Rangkasbitung yang tenang (Dokpri) 

Beda moda kendaraan umum beda pula moda emosi penumpang.

Suatu perjalanan dengan moda transportasi umum bukan sebuah proses fisika semata. Maksudku bukan semata soal perpindahan sebuah benda dari satu titik ke titik lainnya, dengan segala perhitungan kecepatan (v = s/t), percepatan (a=Δt/Δv), dan gesekan roda pada aspal (fk = μk N).

Lebih dari sekadar proses fisika, perjalanan dengan kendaraan umum itu juga adalah sebuah proses psikologis. Atau, kalau istilah ini terlalu akademis, sebut saja proses emosional. Maksudku perjalanan itu menyebabkan fluktuasi emosi: turun-naik dan congkah-cangkih seperti ruas jalan tol MBZ.

Hal itu benar-benar kualami pada suatu pagi sekitar dua minggu yang lalu. Tepatnya pada hari Kamis, 8 Agustus 2025. Dalam perjalanan ziarah ke Gua Maria Bukit Kanada di Rangkasbitung, istriku dan aku menumpang tiga moda angkutan umum: mobil sewaan daring, kereta komuter, dan angkot. 

Pengalaman menumpang tiga moda angkutan itu ternyata membentuk kondisi emosional yang saling berbeda dalam diriku: marah, nyaman, dan damai. Berikut ini ceritanya, tanpa rumus-rumus Fisika di atas.

Sopir mobil sewaan daring sedang menyetir di pagi hari. (Dokumentasi Pribadi)
Sopir mobil sewaan daring sedang menyetir di pagi hari. (Dokumentasi Pribadi)

Marah di Mojol

Pagi itu, sekitar pukul 06.05 WIB, istriku dan aku menumpang mobil ojek online (mojol) ke Stasiun Kebayoran Lama. Dari situ, menurut rencana, kami akan menumpang kereta komuter pukul 06.41 WIB ke Rangkasbitung. 

Awalnya, saat penjemputan ke alamat rumah, baik-baik saja. Tepat waktu, supir menyapa ramah, mobil bersih luar dalam. Kesannya perjalananan akan lancar-lancar saja.

Tapi, seperti mulut menteri dan politisi Senayan, situasi perjalanan memang tak selalu bisa ditebak. Masalah mulai timbul saat di pertigaan jalan keluar dari rumah, sopir langsung membelokkan mobilnya kanan. Bukan belok ke kiri seperti yang kupikirkan dan biasa kujalani. 

Pilihan sopir belok kanan itu menjadi masalah karena hal itu berarti akan melintasi jalur padat di pagi hari dengan delapan titik traffic light. Belok kiri lebih baik karena itu berarti akan melewati jalur agak kosong dengan hanya lima titik traffic light.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun