Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pangururan, Sebuah Kota Berwajah Ganda di Kaldera Toba

12 April 2024   20:49 Diperbarui: 13 April 2024   11:30 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut di kota lama Pangururan, wajah keterbelakangan (Foto: Tangkapan layar YouTube Mangapul JMH Channel)

Satu dua dari banyak kampung tua itu telah dipoles sebagai obyek wisata. Semisal kampung tenun Hutaraja, Desa Lumban Suhi-suhi Toruan. Presiden Jokowi secara khusus pernah berkunjung ke sana tahun 2019. Sejumlah rumah adat di desa itu telah direnovasi untuk menjadi homestay bagi wisatawan. 

Tapi Lumban Suhi-suhi Toruan hanya satu kasus. Mungkin itu diniatkan sebagai eksemplar kisah sukses kampung wisata ulos. Selebihnya, kampung-kampung asli yang lain, masih seperti yang dulu.

Presiden Jokowi di antara ibu-ibu perajin tenun ulos Batak di Hutaraja, Lumban Suhi-suhi Toruan, Pangururan Samosir pada tanggal 30 Juli 2019 (Foto: setkab.go.id)
Presiden Jokowi di antara ibu-ibu perajin tenun ulos Batak di Hutaraja, Lumban Suhi-suhi Toruan, Pangururan Samosir pada tanggal 30 Juli 2019 (Foto: setkab.go.id)

Hasahatan

Pangururan kini sedang berbenah menjadi kota wisata "kelas dunia" dengan tema geologi pembentukan Kaldera Toba. Waterfront City Pangururan, termasuk Terusan Tano Ponggol dan Jembatan Tano Ponggol, adalah bagian dari upaya pemerintah mewujudkan kualitas "kelas dunia" itu. 

Tak hanya itu. Pemerintah juga menghelat event kelas dunia di sana. Semisal Kejuaraan Dunia Jetsky tahun 2023 yang lalu. Bahkan kejuaraan F1H2O yang sudah dua kali dilakukan di Balige, rencananya akan dipindah juga sirkuitnya ke Pangururan.

Tapi satu hal yang perlu dicatat, pembangunan infrastruktur wisata kelas dunia dan gelaran kejuaraan dunia olahraga air tidak dengan sendirinya menjadikan Pangururan destinasi wisata kelas dunia. Lagi pula itu semua bukan prakarsa dari Pemda Samosir, melainkan dari pemerintah pusat.


Jalan santai di jalur pedestarian Waterfront City Pangururan (Foto: Tangkapan layar YouTube bhumy)
Jalan santai di jalur pedestarian Waterfront City Pangururan (Foto: Tangkapan layar YouTube bhumy)

Porsi Pemda Samosir adalah pengembangan wajah belakang. Pembenahan bagian kota lama yang masih kumuh dan semrawut. Juga penataan kampung-kampung asli Batak agar menjadi layak wisata. 

Tapi lebih penting dari itu semua adalah pelibatan warga Pangururan sebagai "tuan rumah" wisata yang ramah, jujur, resik, dan siap melayani. Ini memerlukan transformasi budaya dari budaya tani yang "merajakan diri sendiri" ke budaya wisata yang "merajakan orang lain". Itu pasti berat tapi harus.

Pengembangan "wajah belakang" kota, dan transformasi budaya tani ke wisata, itulah kunci pewujudan Pangururan sebagai destinasi wisata kelas dunia. Dan itu adalah tanggungjawab Pemda Samosir.

Terakhir, Key Tourism Area untuk Pangururan itu adalah Geologi. Karena itu janganlah pula terlalu sibuk bikin berbagai macam infrastruktur, obyek, dan atraksi wisata yang justru mengubur keunggulan geologis atau geowisata Pangururan. (eFTe)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun