Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Dari Siantar ke Parapat: 50 km Jalan Kaki Bersandal Jepit

15 Maret 2024   05:22 Diperbarui: 16 Maret 2024   13:00 1287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret jalur Harangan Ganjang di jalan raya Siantar-Parapat tahun 2015. Tahun 1975 kondisinya lebih lebat dan sepi. (Foto: tumblr.com/andiksiboro-blog)

Saat fajar menyingsing, kami sudah mencapai ruas jalan di atas Desa Sibaganding, sebuah desa di pantai timur Danau Kaldera Toba. Tampak permukaan air danau terhampar luas, biru berkilauan seperti cermin raksasa. 

Di kejauhan barat tampak dinding biru Pulau Samosir, membentang di belakang kampung Tomok, Tuktuk, dan Ambarita. Terbaca pada dinding itu frasa "RIMBA CIPTAAN". Formasi tulisan itu dibentuk dengan tanaman pinus.

Indah, sungguh indah sejauh dan seluas mata memandang. Seakan kami melihat "Tanah Terjanji", padang hijau danair bening".

Selewat jembatan Sibaganding, dari sisi kanan jalan sudah tampak jelas kota Parapat di depan mata. Gereja Katolik dan Gedung Seminari Agung tampak anggun di puncak bukit Parapat. Seperti dalam jangkauan tangan saja. 

Tapi tujuan itu masih jauh, walau sudah terbilang dekat. Sekitar lima kilometer lagi. Butuh waktu sejam lagi untuk mencapainya. 

Mentari pagi sudah sempurna menerangi Kaldera Toba. Aku perkirakan waktu sudah pukul 07.00 WIB. 


Tujuan sudah di depan mata. Semangat!

Tapi kondisi kaki tak mampu mengimbangi gebu semangat. Aku merasa tulang-tulang di pergelangan kedua kakiku seakan remuk setiap kali menjejak aspal. Rasanya sakit sekali. Kawan-kawanku juga merasakan hal serupa.

Kami menapaki jalan sambil menahan rasa sakit. Satu sama lain saling menyemangati. Keindahan Danau Kaldera Toba menyuntikkan gairah baru.

Akhirnya gerbang kota Parapat tercapai juga. Dengan kondisi pergelangan kedua kakiku semakin remuk rasanya.

Sekitar 200 meter dari gerbang kota, tepat di depan sebuah hotel, ada jalan menyimpang ke kiri mendaki sebuah bukit. Itulah jalan menuju Seminari Agung. Di puncak bukit itulah tujuan akhir kami menanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun