Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Kenthir Berdiri, Murid Kenthir Berlari

2 Februari 2023   13:00 Diperbarui: 2 Februari 2023   16:38 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsekuensi kegagaan seperti itu, suatu bangsa akan tertinggal jauh di belakang dunia yang berlari cepat.  Dengan kata lain, menjadi bangsa yang stagnan, terbelakang atau hanya sekadar "sedang berkembang" dari masa ke masa.

Dan itulah sebenarnya keprihatinan yang mendorong Mas Menteri Nadiem meluncurkan gagasan "Merdeka Belajar".

Dalam satu kesempatan bicara di hadapan sivitas akademika UI tahun 2019, Mas Nadiem bilang begini:

"Saat ini Indonesia sedang memasuki era di mana gelar tidak menjamin kompetensi . ...  kelulusan tidak menjamin kesiapan berkarya, akreditasi tidak menjamin mutu, ...  masuk kelas tidak menjamin belajar." 

Solusi atas masalah itu, kata Mas Nadiem, dunia pendidikan harus beralih ke pradigama baru.  Itulah paradigma Merdeka Belajar yang memberikan kebebasan, kepercayaan dan otonomi kepada institusi-institusi pendidikan. Dan, tentu saja, kepada para guru sebagai ujung tombaknya.

Menakjubkan, empat prinsip KMB di atas ternyata memiliki kesejajaran dengan pemikiran Ivan Illich tentang "masyarakat bebas sekolah" (deschooling society).[5]  

Tujuan pendidikan, kata Illich, terutama untuk:

  • Aksesibilitas. Menyediakan akses sumber belajar bagi siapa saja yang ingin belajar, setiap waktu sepanjang hidupnya (= berpusat  pada murid; keberlanjutan);
  • Pemberdayaan. Memberdayakan siapa saja yang ingin berbagi pengetahuan untuk menemukan siapa saja yang ingin belajar dari mereka (= kontekstual; partisipatif);
  • Fasilitasi. Memberi kesempatan dan fasilitas kepada siapa saja yang ingin menyampaikan suatu issu kepada khalayak  (= partisipatif).

Sepanjang sejarah pendidikan di Indonesia, Mas Nadiem-lah satu-satunya menteri pendidikan yang berinisiatif mengadaptasi gagasan deschooling Illich sebagai jiwa sistem pendidikan nasional.  Itulah gagasan Merdeka Belajar (dan Kampus Merdeka).

Bisa dikatakan, dengan langkah itu Mas Nadiem adalah menteri "kenthir".  Lalu "kekenthiran" itu ditularkan kepada para guru penggerak.  Selanjutnya guru penggerak menularkannya kepada para murid.

Jadi, dalam 10-15  tahun ke depan, kita boleh berharap mendapatkan lulusan-lulusan kenthir di semua level pendidikan. Ukurannya bukan semata loncatan Skor  Pisa  -- target Literasi 451, Numerasi 407, dan Sains 414. Lebih dari itu adalah kelahiran generasi baru yang  lebih kreatif, inovatif, dan berkarakter.

Kelak, setiap murid yang lulus dari jenjang SD, SMP, dan SMA -- dan tentu saja PT -- adalah insan-insan landak "kenthir".  Insan-insan yang menguasai satu kompetensi tententu, dan mampu men-deliver kompetensinya untuk mencapai tujuan besar tertentu, sesuai konteks sosialnya. 

Usulan Kenthir

Program Guru Penggerak  itu terobosan cerdas untuk membentuk kelompok strategis pendorong implementasi paradigma Merdeka Belajar atau khususnya KMB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun