Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jokowi, Cak Nun, Alusio Firaun dan Kebenaran Lain

23 Januari 2023   06:55 Diperbarui: 23 Januari 2023   17:34 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Firaun Mesir dan Nabi Musa (Foto: Istimewa/via sindonews.com)

Cak Nun tak mengakui adanya kesalahan pada substansi ujarannya. 

Buktinya, dia tak mengoreksi ujarannya. Bagi Cak Nun, dengan demikian, bukan sebuah kesalahan substantif mengatakan Jokowi seperti Firaun, Anthony Salim seperti Qorun, dan Luhut Panjaitan seperti Haman.

Implikasinya, bagi Cak Nun, dirinya sedang mengungkapkan sebuah kebenaran.

Itulah yang memicu kemarahan dan hujatan berkelanjutan kepada Cak Nun. Khususnya dari kaum Jokowi Lovers.

Kaum pecinta Jokowi tidak terima Jokowi disamakan dengan Firaun yang lalim. Firaun yang didukung Qorun, kroninya yang kaya-raya dan Haman, penasihat utamanya. 

Ketiganya adalah kekuatan oligarkis Mesir Kuno. Oligarki lalim yang membenci, memusuhi, dan merepresi Nabi Musa dan kaumnya.

Dalam tafsir para pecinta Jokowi, Cak Nun sedang mengatakan bahwa Jokowi, seperti halnya Firaun zaman Nabi Musa, adalah pucuk "oligarki" lalim. 

Lalim terhadap siapa? Tentu terhadap satu kelompok yang diibaratkan seperti "Musa dan kaumnya".  

Patut diduga, "Musa"-nya adalah sebuah kolektivitas "tokoh oposisi" dan kaumnya adalah massa opisan yang, oleh berbagai sebab, kecewa pada pemerintahan Jokowi. 

Mungkin kecewa karena belum move on dari kekalahan pada Pilpres 2017, marah karena organisasinya dibubarkan, sakit hati karena merasa dikriminalisasi, atau merasa kebebasannya berbicara diberangus.

Dengan tafsir semacam itu, bagi para pecinta Jokowi, ujaran Cak Nun bukanlah sebuah kebenaran. Itu adalah fitnah, sekurangnya penghinaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun