Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Riwayat Subyektif Perubahan Makna Jalan Kaki

17 Oktober 2022   14:54 Diperbarui: 17 Oktober 2022   19:27 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jalan kaki (Foto: bee32 via kompas.com)

Biasakan mendahulukan otak rasional saat terdedah informasi beraroma primordial. Jangan biarkan sisi otak emosional membajak sisi otak rasional. [1]

Kosongkanlah kepala sejenak. Buka pikiran. Lalu simak informasi secara kritis.

Hal itulah yang mesti dilakukan saat membaca pemberitaan hasil riset  Stanford University, AS tahun 2017 tentang kebiasaan jalan kaki bangsa-bangsa di dunia.

Kesimpulan riset itu, orang Indonesia paling malas jalan kaki di dunia. Rerata hanya 3.513 langkah per hari.

Jangan langsung emosi, ya.  

Dasar kesimpulan itu adalah hasil analisis data menit per menit dari 717.627 orang sampel pengguna telepon seluler dengan aplikasi Argus--aplikasi pemantau aktivitas -- di 111 negara.

Kalau sedikit jeli, ada dua problem metodologis di situ.

Pertama, sampel riset adalah pengguna telepon seluler canggih dengan aplikasi Argus. Mereka itu umumnya adalah minoritas kelas atas, elite sosial kota-kota besar yang sehari-hari memanfaatkan mobil sebagai "rumah ketiga" -- setelah rumah tinggal dan kantor.

Jadi kesimpulan "orang Indonesia paling malas jalan kaki" sedunia sebenarnya hanya menggambarkan pola mobilitas fisik minoritas elite sosial kota besar.  

Pola mobilitas fisik mayoritas kelas menengah-bawah dan bawah perkotaan dan penduduk pedesaan Indonesia tidak terwakili di situ.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun