Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Strategi Survival Mahasiswa Miskin di Rantau Jawa Awal 1980-an

6 Juli 2022   12:02 Diperbarui: 11 Juli 2022   03:32 2064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal laut, moda utama transportasi mahasiswa perantau dari Toba ke Jawa tahun 1980-an (Foto: kompas.com)

Mengikuti arahan senior, pilihan lokasi tinggal Poltak bersama dua rekannya sesama BTL waktu itu adalah Babakan Tegalmangga, terletak di belakang kampus IPB Baranangsiang. 

Ingat, ya, kalau nama satu tempat ada kata "babakan", itu pasti perkampungan padat. Seperti juga Babakan Fakultas, Babakan Gununggede, Babakan Sirna, dan Babakan Peundey. 

Babakan Tegalmangga itu lokasinya sangat dekat dengan kampus. Kalau mau ke kampus, cukup jalan kaki. Hemat ongkos transportasi. Badan jadi sehat pula turun-naik lembah.

Keuntungan lain, bisa cepat belajar bahasa Sunda kepada warga setempat. Penguasaan bahasa itu penting. Agar lebih paham adat setempat dan mudah diterima warga sekitar. Perantau harus bisa menyatu dengan komunitas barunya.

Sekamar bertiga. Poltak dengan dua orang teman BTL-nya mengontrak satu kamar di rumah seorang warga Tegalmangga untuk ditempati bersama. Harganya Rp 75,000 per tahun. Dibagi tiga, Rp 25,000 per orang. Murah, kan?

Kamar mandi dan cuci gabung dengan pemilik rumah. Jadi Poltak dan temannya harus pintar-pintar memilih waktu mandi dan cuci, agar tak rebutan.

Ada fasilitas lain. Tiap malam Minggu Poltak dan kedua temannya dibolehkan pemilik rumah ikut menonton TV hitam-putih di rumahnya. Acara yang ditunggu di TVRI, ganya dan hanya TVRI, adalah "Aneka Ria Safari" dan "Film Cerita Akhir Pekan".

Selain jadi murah, ada alasan lain kenapa Poltak dan temannya harus bertiga sekamar. Ingat, mereka itu BTL. Kalau berdua nanti bakal main catur melulu, lupa belajar. Berempat, main kartu, lupa belajar juga. Kalau bertiga, paling nyanyi trio. Ini risikonya paling kecil, karena Poltak dan temannya tak punya gitar. 

Bon makan di warung kampung. Setelah tempat tinggal, maka urusan makan menjadi prioritas kedua yang mesti dipastikan. 

Di Babakan Tegalmangga itu ada warung makan khusus mahasiswa dengan sistem bon bulanan. Itulah solusi untuk para mahasiswa perantau miskin. 

Poltak dan teman-temannya makan siang dan malam di warung itu. Tiap selesai makan, ibu pemilik warung atau anak gadisnya mencatat harga makanan dalam buku bon makan. Nanti, awal bulan setelah mendapat kiriman wesel, bon akan dilunasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun