Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Poltak dan Perpustakaan: Pengalaman Sekolah Negeri dan Swasta

31 Mei 2022   21:53 Diperbarui: 1 Juni 2022   11:46 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu pojok koleksi novel (Dokpri)

Buku-buku bacaan itu umumnya terbitan lokal. Kebanyakan terbitan Fa. Hasmar dan Fa. Maju, Medan. Satu dua ada terbitan Pradnya Paramita, Jakarta. Buku-buku itu dibeli di pasar Tigaraja, Parapat yang buka tiap Sabtu.  

Poltak sedikit beruntung karena punya saudara sepantaran  di daerah perkebunan Sumatera Timur. Mereka melanggan majalah Si Kuncung dan Kawanku. Setelah mereka baca,  majalah itu dikirim kepada Poltak.  Itu bacaan yang sangat mewah.

Intinya, Poltak dan murid-murid SD Hutabolon dulu belajar selama 6 tahun -- kalau gak tinggal kelas -- hanya bermodalkan buku-buku pelajaran terbitan lokal.  Tak kurang tak lebih.

Masa Sekolah Menengah Pertama. Lulus SD pada pada paruh pertama 1970-an, Poltak melanjut ke SMP Swasta Seminari di Siantar. Itu sekolah untuk pendidikan calon-calon pastor Katolik.

Di Seminari itulah Poltak bisa memuaskan dahaga baca. Waktu itu Seminari  punya dua perpustakaan.  Satu perpustakaan buku-buku rohani Katolik. Satunya lagi perpustakaan buku-buku umum, utamanya buku-buku sastra.

Dari perpustakaan rohani, Poltak paling suka meminjam buku-buku biografi Orang-Orang Kudus dalam Gereja Katolik.  Biografi para santo/santa dan beato/beata, sebagian martir Gereja. Para calon pastor perlu mengetahui kisah hidup mereka, sebagai sumber inspirasi dan motivasi untuk menjalani panggilan.

Perpustakaan umum adalah surga lain. Perpustakaan ini bukan dalam wujud ruangan berisi buku. Tapi peraturan wajib baca buku sastra yang dipinjamkan sekali seminggu. Buku-bukunya dibawa pengurus ke dalam kelas, untuk kemudian dipinjamkan satu judul seorang.

Dalam prakteknya, dengan cara tukaran dengan teman, Poltak bisa membaca 2-3 judul buku per minggu.

Berkat perpustakaan umum itu, Poltak bisa menikmati karya-karya sastra kelas dunia dalam usia belia. Walau tidak dalam bentuk aslinya. Tapi dalam bentuk terjemahan, peringkasan (dalam Bahasa Inggris), dan komik seri Album Cerita Ternama (terbitan Gramedia).

Nama-nama pengarang ini menjadi akrab bagi Poltak: Jules Verne, Charles Dickens, Karl May, Alexandre Dumas,  H.C. Andersen, Mark Twain, Lew Wallace, Walter Scott, E. Bulwer-Lytton, Daniel Defoe, Beecher Stowe, Jonathan Swift, Miguel de Cervantes, dan Rudolf E. Raspe. Itu yang teringat dengan cepat.

Demikian juga dengan novel-novel ini: Journey to the Center of the Earth,  David Copperfield, Winnetou, The Three Musketers, A Little Match Girl,  The Adventure of Huckleberry Finn, Ben Hur, Robinhood, The Adventure of Baron von Munchausen, Robinson Crusoe, Uncle Tom's Cabin, Guliver's Travel, Don Quixote, dan The Adventures of Baron von Munchausen. Itu baru sebagian kecil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun