Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mas Nadiem, Ditunggu Kebijakan "Merdeka Riset"

7 Mei 2021   15:33 Diperbarui: 9 Mei 2021   20:46 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendikbudristek RI Nadiem Makarim (Sumber: Kompas.com/ WAHYU PUTRO A)

Jelas riset itu berorientasi pada pemenuhan kepentingan pemerintah, semisal justifikasi dan rekomendasi kebijakan dan program pembangunan. Termasuk, tentu saja, di situ kepentingan Perguruan Tinggi itu sendiri untuk, misalnya,  menjadi "universitas riset" kelas dunia

Lembaga riset di kementerian juga begitu. Orientasi riset Balitbang Pertanian (Balitbangtan) misalnya adalah penguatan kebijakan dan program pembangunan pertanian. Bukan berorientasi langsung pada kepentingan ril petani di lapangan. 

Jika proposal riset tak mendukung kebijakan Kementan, maka jangan harap akan dibiayai. Riset terapan dan evaluatif lebih diutamakan.

Badan riset perusahaan setali tiga uang. Kegiatan risetnya mutlak  berorientasi pada kepentingan perusahaan Misalnya inovasi produk atau teknik baru, peningkatan produktivitas dan ekspansi pasar. Lazimnya fokus pada riset inovasi, baik terapan maupun eksperimental.

Dari contoh-contoh itu, jelas elitisme riset menunjuk pada status pelaksana,  proses pelaksanaan, dan pemanfaatan hasilnya.  

Pelaksananya adalah lembaga riset dan peneliti formal-profesional berciri elitisme.   Lembaga riset harus terakreditasi, atau tersertifikasi.  

Periset juga harus kompeten, mempersyaratkan pendidikan sarjana dan penguasaan khusus metodologi riset. Ada sembilan jenjang kompetensinya, mulai dari Asisten Peneliti Muda (semacam kopral) sampai Ahli Peneliti Utama (semacam jenderal). [2]

Proses pelaksanaannya juga elitis.  Harus menggunakan metode penelitian yang diterima secara umum.  Lazimnya metode positivistik, terutama metode kuantitatif survei dan eksperimental.  Kalau tak menggunakan metode konvensional, atau arus-utama, hasilnya akan sangat sulit diterima.

Pemanfaatan hasil riset juga elitis.  Lebih untuk pemenuhan kepentingan pemerintah (birokrasi), pengusaha (perusahaan), dan organisasi madani. Tidak untuk kepentingan masyarakat secara langsung.  

Memang ada yang disebarluaskan ke masyarakat, misalnya benih unggul padi.  Tapi itu dalam rangka kebijakan dan program pembangunan pertanian.

Riset-Riset Anarkis 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun