Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Walau Samudera Bergelora, Teguh Kudayung Bidukku

7 Maret 2021   17:11 Diperbarui: 7 Maret 2021   20:07 12414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Rembrand, Angin Ribut di Danau Galilea (Foto: www.gardnermuseum.org via wikipedia.org)

Ndang be mabiar ahu disi.
Mangalugahon solukki.
Ai Tuhanku donganki.
Ai tung godang pe musukki.
Lao mangharomhon solukki.
Sai lao do i, sao lao do i sian lambungki.

(Tiada lagi aku takut. Mendayung bidukku. Sebab Tuhanku bersamaku. Kendati banyak musuhku. Hendak menenggelamkan bidukku. Pasti akan pergi, pasti akan pergi dari sisiku.)

Hatop marlojong do solukku tu labuhan na sonang.
Naso adong be dapot hasusahan i.
Tudos tu si nang pardalananki.
Laho mandapothon surgo i.

(Cepat melaju bidukku ke labuhan bahagia. Takkan lagi bersua susah. Ibarat itulah perjalananku. Tuk menemukan surga.)

Sipata naeng lonong do ahu.
So halugaan galumbang i.
Tudia ma haporusanki.
Ingkon hutiop tongtong Jesus i.

(Terkadang aku hampir karam. Takkuat kulawan ombak. Kemanakah ku kan berlindung. Hanya Yesus kupegang erat selalu.)

Ditogu-togu tanganki.
di dalan na sai maol i.
Di parungkilon hasusaan.
Tung Jesus haporusanki.
Nang pe di dalan lao tu surgo,
Di iring Jesus ahu disi.

(Tanganku dibimbing. Di jalan mahasukar. Dalam kedukaan dan kesusahan. Hanya Yesus pelindungku. Pun di jalan menuju surga. Yesus setia menuntunku.)

Secara keseluruhan syair lagu itu mengisahkan perjalanan hidup manusia, sebagai suatu ziarah iman yang penuh tantangan dan pencobaan, menuju kedamaian nan abadi,  surga milik-Nya. Sehebat apun gelora samudera, biduk harus tetap didayung, bertolak labuhan damai. 

Karena isinya demikian, selain dinyanyikan dalam acara kebaktian mingguan di gereja, lagu itu juga dinyanyikan sebagai pengantar orang meninggal ke peristirahatan terakhir.  Orang meninggal diyakini telah berhasil melabuhkan perahunya di keabadian.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun