Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #038] Penjaja Gula-Gula Susu

25 Januari 2021   12:28 Diperbarui: 25 Januari 2021   13:59 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri, diolah sendiri

Hanya dalam tempo tiga hari, gula-gula susu jajaan Poltak sudah ludes.  Laris manis.  Dia, seorang pemain baru,  menjadi pesaing berbahaya untuk Berta dan Tiur, pemain lama penjajaan gula-gula.  Dua anak perempuan itu gusar bukan kepalang.

Kuncinya adalah diferensiasi dan promosi agresif, kalau merujuk pada manajemen pemasaran modern.  Berta dan Tiur menjajakan gula-gula kristal warna-warni yang sangat umum.  Poltak menjajakan gula-gula susu, jenis baru.  Berta dan Tiur diam-diam saja menunggu pembeli.  Poltak agresif menawarkan gula-gulanya sambil membualkan khasiatnya.

"Ompung, ini kukembalikan modalnya."  Poltak menyerahkan uang receh sejumlah Rp 10 setelah tiga hari menjajakan gula-gula.  

"Labamu berapa?" 

"Lima rupiah, Ompung."

"Lima rupiah?  Harusnya enam rupiah kalau kau jual tiga serupiah. Itupun masih sisa dua gula-gula."

Cengengesan, Poltak menyampaikan laporan pertanggungjawaban bisnis kepada pemodal, neneknya.  Sebutir gula-gula untuk panglaris, dua butir diberikan pada Binsar dan Bistok, dan dua butir lagi dikemut sendiri.

"Mana, sini,  laba lima rupiahnya."

"Sudah habis, Ompung. Beli limun aku tadi."

"Bah!  Hu lombang an ma ho!"  Neneknya menyumpahi Poltak, "Ke jurang sana saja kau."  Sebuah kode keras, evaluatif, Poltak tak becus jadi penjaja gula-gula.  

"Kalau labamu kau habiskan untuk minum limun, selamanya kau hanya jadi penjaja sebungkus gula-gula."  Vonis sudah dijatuhkan pemodal. Itulah untuk pertama dan terakhir kalinya Poltak menjadi penjaja gula-gula di sekolahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun