Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #027] Tiga Babi dari Panatapan

6 November 2020   20:54 Diperbarui: 7 November 2020   13:26 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap Malam Natal adalah mukjizat. Gereja Katolik Aeknatio yang biasanya longgar, selalu penuh sesak di Malam Natal. Umat balita, anak-anak, remaja, muda, dewasa, dan lansia semua tumplak ke dalam gereja kecil itu. Kampung kosong dijaga anjing.  

Umat Gerjea Katolik Aeknatio selalu bersemangat tiap kali merayakan Natal, Hari Kelahiran Yesus Kristus. Terlebih seusai perayaan Malam Natal ada pertunjukan tonil. Itu yang paling ditunggu. Umat haus hiburan.

Begitulah. Setelah perayaan Malam Natal ditutup dengan berkat meriah dan lagu Natal, dan setelah lilin-lilin pohon Natal ludes direbuti anak-anak, tonil "Si Anak Hilang" siap dimainkan. Ruang altar telah disulap menjadi panggung tonil.

Ama Rumiris, Pak Porhanger, pelatih tonil, minta agar umat tenang.  "Cerita tonil ini diangkat dari Perumpamaan Anak Hilang yang diajarkan Yesus Kristus." Dia membabar garis besar cerita.

"Seorang bapak punya dua orang anak laki-laki. Anak bungsu meminta paksa hak warisannya. Lalu dia pergi menghilang ke negeri jauh untuk foya-foya. Akibatnya dia jatuh miskin, sampai harus berebut makanan dengan babi orang kaya. Menyesali kesalahannya, dia akhirnya pulang ke rumah. Bapaknya yang baik menerimanya dengan suka-cita."  

"Begitulah," Pak Porhanger menyudahi, "Sebesar apapun dosa kita, kalau kita bertobat, Allah Bapa di surga tetap menerima kita. Selamat menonton!"  

Tepuk tangan, suitan dan sorak-sorai sambutan dari umat penonton membahana dahsyat. Gereja telah berubah menjadi gedung pertunjukan. Hilang sudah kesakralannya.

Umat sebenarnya lebih menunggu penampilan anak-anaknya ketimbang kisah tonilnya. Karena itu, ketika layar dibuka, dan pemeran bapak dan ibu serta anak sulung dan bungsu tampil, keluarga mereka langsung bersorak menyemangati.

"Tongam, anakku! Libas!" Amani Tongam berteriak menyemangati anaknya yang memerankan Si Anak Hilang. "Itu anakku!" serunya bangga.

Entah apa pertimbangannya dulu, sehingga Pak Porhanger memilih Tongam menjadi pemeran utama, Si Anak Hilang yang sombong.  Padahal dari segi kemampuan peran, Tongam itu jauh di bawah Poltak. Setidaknya begitulah penilaian Binsar dan Bistok.

"Mentang-mentang Tongam itu keponakan Pak Porhanger." Binsar melampiaskan ketakpuasannya, saat Pak Porhanger mengumumkan pembagian peran di awal latihan. Poltak dan Bistok manggut-manggut merengut, tanda sekata. Diduga ada nepotisme di situ.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun