Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hariara, Pohon Tertinggi Sejagad yang Ada di Tanah Batak

25 April 2019   18:30 Diperbarui: 26 April 2019   13:49 4052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon Hariara Tungkot di Kampung Sinambela, Baktiraja (Bakkara) Humbang Hasundutan. Dipercaya berasal dari tongkat Sisingamangaraja I yang ditancapkan di tanah (Foto: detik.com)

Intinya, Mulajadi Na Bolon telah menciptakan manusia untuk hidup berdaulat di bumi, memenuhi nafkah dari pemanfaatan kekayaan tanah secara selaras alam (simbol akar hariara), lalu tumbuh ke atas dengan orientasi pada Yang Maha Kuasa (simbol pucuk hariara lurus ke langit), dan pada saat bersamaan melebar ke samping untuk berbagi sumber hidup dengan sesama (dahan hariara yang terentang, sangkamadeha) sesuai dengan jalan hidup yang dipilih manusia atas restu ilahi.

Sayangnya, ketika Kekristenan masuk dan meluas ke Tanah Batak sejak akhir abad ke-19, Gereja melarang keyakinan asli tentang Hariara Sundung di Langit. Karena dinilai sebagai keyakinan Sipele Begu (Penyembah Roh, animisme), suatu keyakinan yang dinyatakan bertentangan dengan Kekristenan. 

Bersamaan dengan itu gorga Hariara Sundung di Langit juga mulai hilang dari dinding Rumah Adat Batak, digantikan oleh gorga sosok Orang Bule yang digambarkan datang membawa Hamajuon (Kemajuan) bagi orang Batak.

Ingin tahu pohon hariara? Ada satu pohon di Taman Ayodha, Jalan Melawai Raya, Jakarta Selatan (Dokumentasi Pribadi)
Ingin tahu pohon hariara? Ada satu pohon di Taman Ayodha, Jalan Melawai Raya, Jakarta Selatan (Dokumentasi Pribadi)
Saya kira kini saatnya para cerdik-pandai dan para bijak-bestari Batak menggali ulang nilai-nilai religiositas, budaya, sosial, ekologis, dan politik asli yang terkandung dalam konsepsi hariara Sundung di Langit. 

Filosofi monisme, kesatuan alam dengan manusia dan penciptanya yang terkandung dalam hariara Sundung di Langit itu mungkin bisa menjadi rujukan bernilai untuk pembangunan yang selaras alam dan selaras sosial-ekonomi bagi masyarakat Batak (Toba).

Demikianlah tuturan dari saya, Felix Tani, petani mardijker, di waktu kecil sering berebut buah hariara matang dengan sesama teman dan para monyet.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun