Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Corona dan Setan Sama-sama Membuat Manusia Selalu Terjaga

23 Maret 2021   11:35 Diperbarui: 23 Maret 2021   12:06 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terasa sudah lebih dari satu tahun sejak covid-19 pertama kali diumumkan kehadirannya di bumi Indonesia. Semenjak pasien nomer 01 diumumkan pada 2 Maret 2020 oleh presiden RI, hingga kini lebih dari 1,4 juta penduduk Indonesia pernah terjangkiti virus corona tersebut.

Virus yang cepat menyebar ini telah membuat pandemi global di seluruh dunia. Banyak hal yang berubah untuk sekedar berkompromi hidup berdampingan dengan virus corona. Kesehatan dan kehidupan adalah yang utama, namun perekonomian juga tidak bisa ditinggalkan. Kesehatan dan perekonomian harus berjalan bersama dengan pengaturan yang bijaksana.

Cara orang berinteraksi, bekerja, dan aktivitas lainnya mengalami banyak perubahan dan penyesuaian. Teknologi dipaksa hadir lebih cepat beberapa tahun dari seharusnya guna memfasilitasi kebutuhan manusia untuk terus beraktivitas sembari melindungi kesehatan dan kehidupannya.

Tak terkecuali kami dalam kehidupan sehari-hari juga banyak melakukan penyesuaian disana sini. Dari mulai nungguin anak sekolah dari rumah, hingga kami juga harus bekerja dari rumah. Biasanya tiap hari bebas jalan-jalan keluar rumah tanpa harus memakai masker, hari ini kemana-mana selalu mengenakan masker.

Kami yang dulunya cukup cuek dengan kesehatan diri sendiri kini menjadi lebih perhatian dan waspada. Yang tadinya jarang berolah raga menjadi rutin berolah raga, minum madu dan vitamin herbal. Bagi saya dan istri lebih baik mencegah virus corona daripada mengobatinya, sehingga isu imunitas tubuh menjadi prioritas.

Istri saya bahkan mencatatkan rekor baru yakni dalam kurun waktu dua belas bulan ini tidak terkena flu. Hal ini berbeda saat dunia belum ada covid-19. Dalam kondisi normal, biasanya  selama kurun waktu periode dua belas bulan, saya dan istri minimal sekali terjangkit flu, batuk pilek yang terjadi saat peralihan musim.

Saat ini ketika kami merasakan ada kondisi badan yang tidak enak, langsung kami tembak dengan mengkonsumsi vitamin, makan dan istirahat yang cukup. Hal ini membuat kondisi tersebut tidak berkembang menjadi parah dan menjadikan datangnya penyakit yang justru akan menurunkan imunitas tubuh kita. Kekebalan tubuh adalah kunci melawan virus corona, demikian para pakar kesehatan sering mengatakan.

Covid-19 membuat kami selalu terjaga, waspada dan peduli dengan kesehatan diri sendiri dan orang lain di sekeliling. Kewaspadaan tingkat tinggi seperti ini mungkin tidak akan pernah kami alami jika dunia dalam keadaan normal dan baik-baik saja. Selalu ada berkah dari setiap peristiwa yang membuat kita menjadi terjaga dan sadar akan pentingnya kesehatan dan kehidupan.

Saya jadi teringat akan kisah ikan piranha yang dimasukkan ke dalam sekotak belut hidup justru agar menjaga belut-belut yang dikirim tetap hidup. Sebelumnya belut-belut yang dikirim tingkat kematiannya tinggi. Kebanyakan belut-belut ini mati lemas dalam perjalanan. Namun sejak dimasukkan piranha yang predator, maka belut-belut ini rajin bergerak menghindar dari serangan ikan piranha. Walhasil belut-belut ini senantiasa terjaga dalam pengiriman ke tujuan ekspornya, dan tingkat kematiannya menurun drastis.

Virus corona dan ikan piranha sama-sama berperan penting sebagai katalis dalam kehidupan meskipun satu untuk manusia satunya untuk belut. Mengapa sebagai katalis? Karena keduanya membuat manusia dan belut untuk senantiasa terjaga, awas dan waspada untuk mempertahankan kehidupannya.

Keadaan yang senantiasa terjaga akan menuntun orang untuk terus berinovasi, berstrategi, mengeluarkan segala daya dan upaya agar minimal dapat bertahan hidup, syukur-syukur bisa memenangkan pertarungan melawan musuh. Saat ini musuh yang harus dilawan adalah virus corona yang tidak tampak oleh mata namun sangat mematikan.

Kalau adanya corona membuat kita senantiasa terjaga dalam kehidupan dunia, bagaimana pula dengan keberadaan akhirat. Semestinya kita juga harus senantiasa terjaga akan adanya setan sebagai musuh yang nyata lagi tak tampak seperti corona.

Keterjagaan kita akan bujuk rayu setan yang akan menjerumuskan kepada neraka seharusnya membuat manusia dalam kondisi siap tempur, sama akan halnya keterjagaan kita akan virus corona. Kalau virus corona paling fatal berakibat kematian, namun bujuk rayu setan akan menuntun manusia pada neraka dimana mungkin akan kekal di dalamnya.

"Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah: 168-169)

Kalau melawan virus corona saja kita selalu terjaga dalam level tertinggi, maka semestinya dalam hal melawan setan level kesiapsiagaan kita juga harus lebih tinggi lagi tanpa pernah kendor. Virus corona membuat kita senantiasa terjaga untuk merawat kesehatan dan kehidupan. Akan halnya setan juga harus membuat kita selalu terjaga untuk menjaga keselamatan di dunia dan akhirat. Melawan corona saja kita bisa, apalagi setan. Kuncinya satu: selalu terjaga....

MRR, Jkt-23/03/2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun