Mohon tunggu...
Muhammad Rizqi Prasetyo
Muhammad Rizqi Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - RAHAYU

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Bisnis Thrifting yang Digemari Kawula Muda

19 April 2021   21:34 Diperbarui: 27 Mei 2021   19:40 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri : Ramadhan Sale di Taman Kuliner Condongcatur

Bagi anak muda istilah thrifting sudah tidak asing ditelinga mereka. Dimana mereka membeli barang-barang bekas yang masih layak pakai dan tentunya dengan merek terkenal. Dengan harga yang terbilang murah mereka dapat membeli branded daripada mereka membelinya di toko resmi yang menjual barang tersebut. Selain itu, kegiatan thrifting ini dapat mengurangi sampah limbah tekstil. Dibalik dapat mengurangi limbah plastik, kegiatan thrifting memiliki peluang bisnis yang lumayan. Banyak yang mencoba membuka bisnis thrifting dan menjualnya secara online maupun membuka kios sendiri.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa orang-orang bisa menyukai kegiatan thrifting ini.

Pertama, thrifting ini menjual hampir semua model pakaian mulai dari pakaian anak-anak hingga pakaian orang dewasa. Akan tetapi bukan hal mudah untuk mendapatkan pakaian yang kita inginkan, karena tidak semua jenis pakaian yang kita cari ada di pasar thrifting.

Kedua, kebanyakan harga barang yang ditawarkan dalam pasar thrift bisa lebih murah dari toko-toko pakaian pada umumnya, hal ini menyebabkan orang-orang lebih menyukai membeli barang thrift. Bila beruntung, kita dapat membeli barang yang memiliki brand terkenal dengan harga yang bisa dua kali lipat lebih murah dengan harga aslinya di toko resmi yang menjual brand tersebut.

Nah, tadi saya juga sempat berkeliling kota jogja untuk mencari beberapa toko yang menyediakan thifting, dan kebetulan ada salah satu event yang menyediakan pameran thrifting yang diikuti lebih dari 20+ toko yang menjual berapa produk pakaian thrifting. Tepatnya di tamkul (taman kuliner) yang tepatnya berada di Jl. Anggajaya III, Gejayan, Condong Catur, Kec. Depok, Kabupaten Sleman (Barat Terminal Condong Catur). Event thrifting tersebut dikenal oleh masyarakat lokal dengan istilah awul-awul. Event ini diselanggarakan bertepatan pada saat Ramadhan yang berlangsung selama 4 hari dari tanggal 15 April sampai 19 April. Pada tahun sebelumnya event ini sempat diselenggarakan. Akan tetapi, pada tahun tersebut pengunjung yang datang jauh dari yang diharapkan alias sepi pengunjung. Saya bertemu dengan salah satu owner stand yang hadir dalam event tersebut yang bernama mas Tomex.

Dokpri : Saya sedang mencari pakaian dengan brand yang terkenal
Dokpri : Saya sedang mencari pakaian dengan brand yang terkenal

"Tahun lalu kita sudah pernah mengadakan event ini akan tetapi tahun lalu beda sama event yang diadakan tahun ini. Tahun ini lebih ramai pengunjung dari tahun sebelumnya dan lebih banyak stand yang mengikuti event ini." ujar mas Tomek selaku salah satu panitia event sambil tersipu malu.

Pernyataan dari mas Tomek memang benar. Karena pada tahun lalu dunia digegerkan dengan kemunculan virus Covid-19 yang menyebabkan kesenjangan ekonomi yang begitu serius.

"Tahun lalu pas awal covid-19 kita mencoba untuk bertahan mas. Memang mas saat pandemi pembeli menurun drastis. Akhirnya saya memutuskan untuk beralih berjualan online. Alhamdulillah omset yang didapatkan dari jualan online lumayan." tutur mas Tomex.

Setelah mendengar pernyataan dari mas Tomex memang pandemi Covid-19 ini sangat berpengaruh terhadap perekonomian yang ada di indonesia, salah satunya event thrifting ini. Setelah berbincang dengan mas Tomex mengenai event ini, saya melanjutkan untuk berkeliling melihat-lihat stand yang lain.

Harga yang ditawarkan setiap stand berbeda-beda dan setiap stand memiliki cara tersendiri untuk menarik para pembeli dengan promo yang menarik. Berbagai macam pakaian dari topi, baju, kemeja, celana, jaket hingga sepatu terpajang rapi di setiap stand. Akan tetapi, ada juga yang ditumpuk menjadi satu disebuah kotakan besar yang berisi macam-macam pakaian.

Dokpri : Pintu masuk dari event thrifting Ramadhan sale
Dokpri : Pintu masuk dari event thrifting Ramadhan sale

Pada saat saya berkeliling, saya menghampiri seseorang yang sedang memilih-milih baju dan menanyakan pendapat tentang event yang diadakan tahun ini.

"event tahun ini lebih ramai mas daripada tahun sebelumnya, karena tahun sebelumnya kan masih gencar-gencarnya virus corona jadi stand yang ikut tidak banyak seperti tahun ini." Ujar mas Bagus

Saya juga sempat menanyakan apa saja yang menjadi barang incaran di trhiftshop kepada mas Bagus. "biasanya sih mas klo anak muda itu mengincar barang dengan brand terkenal. Seperti Adiddas, Nike, Champion, Lacoste, Uniqlo, The North Face dan masih banyak lagi." Tutur mas Bagus sambil memilih-milih pakaian.

"Hal yang saya suka dari thrifting ini yaitu kalau beruntung kita bisa dapat barang dari brand terkenal. Selain itu kita dapat menawar harganya untuk lebih murah lagi mas hehehe." sambung mas Bagus dengan cengengesan.

Dari pernyataan mas Bagus tadi kita dapat mengetahui bahwa, anak muda jaman sekarang lebih tertarik dengan brand-brand yang terkenal atau yang sedang trend di pasar thrifting. Mereka tahu kalau brand-brand tersebut memiliki nilai jual yang tinggi. Dengan adanya event ini mereka memiliki kesempatan untuk membeli sebuah barang dengan harga yang murah dan dijual kembali dengan harga yang tinggi.

Disisi lain ada juga orang yang tidak tertarik untuk mencoba thrifting, karena menurut sebagian orang membeli barang bekas yang sudah pernah dipakai orang sebelumnya sangat menjijikan atau tidak keren, mereka menganggap membeli barang bekas sama saja seperti orang-orang yang tidak memiliki uang yang lebih untuk membeli pakaian yang baru.

Ada yang beranggapan kegiatan thrifting ini memiliki dampak positif bagi lingkungan, seperti mengurangi limbah tekstil dan ada juga yang beranggapan bahwa kegiatan thrifting memiliki dampak negatif, seperti terlihat kumuh, kotor dan tempat sarang penyakit. Akan tetapi, hal tersebut tergantung bagaimana sebagian orang menyikapi dengan adanya kegiatan thrifting ini.

Bagi saya, kegiatan thrifting ini merupakan salah satu alternatif untuk membuka peluang usaha dan bisnis dengan modal yang tidak begitu besar dan dapat merauk keuntungan yang lumayan besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun