"Kayak waktu Farel bilang 'mad adalah bacaan panjang saat ada tanwin'?" sela Sapar.
"Betul," jawab Bu Laksmi, "dia tidak hanya membaca, tapi merenungi makna teknisnya."
Langit di luar kelas perlahan berubah. Cahaya matahari menyusup dari kisi jendela, menimpa buku-buku yang terbuka di meja siswa. Bau lem kayu dari rak buku baru di pojok ruangan berpadu dengan suara pelan kipas angin yang terus berputar.
Hari itu, kelas 8M bukan sekadar menjadi ruang belajar. Ia menjelma menjadi tempat di mana rasa bertemu makna, dan makna tumbuh menjadi pemahaman. Tak ada gadget, tak ada layar. Tapi justru di sana, di balik komentar sederhana dan tatapan penuh cahaya, deep learning sedang tumbuh diam-diam.
Dan buku? Tetap menjadi saksi yang paling setia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI