Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Zona Integritas: Secangkir Kopi, Pantun dan Akuntabilitas

28 Juni 2025   17:01 Diperbarui: 30 Juni 2025   17:12 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gemini Generated Image

Pagi itu, dari ruang kecil di Salatiga yang disinari matahari lembut, aroma kopi hitam baru diseduh menyergap udara, pahitnya membangkitkan kesadaran. Pak Jamil duduk tenang di depan laptop, ditemani sepotong roti isi srikaya yang manis dan legit. Uap kopi menari pelan di atas cangkir saat webinar tentang akuntabilitas kinerja dimulai.

Suara moderator terdengar jernih di headset, diselingi ketukan jari di keyboard dari peserta lain. Di kolom chat, seseorang dengan nama akun "You" membuka percakapan dengan dua pantun hangat, mengalir seperti air sungai yang jernih:

Pagi hari minum kopi,
Ditemani roti isi srikaya.
Mari kita tolak korupsi,
Demi negeri yang sejahtera jaya!

Naik perahu di Sungai Musi,
Air tenang tampak berkilau.
Jangan pernah coba korupsi,
Hidup bersih jauh lebih halal!

Sumber: Chat room webinar Den Mas Bei#13

Pantun itu bukan sekadar pemanis suasana. Ia seperti hembusan angin segar di pagi yang berat, memecah keheningan virtual yang sering kaku. Namun tak lama kemudian, akun "You" muncul lagi, kali ini dengan keluhan serius:

"Izin terkait pemenuhan akuntabilitas kinerja, di kami tahun lalu ada unit kerja yang gagal lolos WBK karena belum bisa menunjukkan dokumen penjenjangan kinerja sebagai dasar perencanaan."

Suasana berubah. Layaknya riak air yang tadinya tenang lalu beriak, percakapan menjadi serius. Pak Jamil menyimak sambil mencatat, kemudian ikut meminta materi dari BDK untuk diunggah ke linktree. Sementara itu, moderator mencoba mencairkan suasana.

"Sebutkan nama makanan yang merupakan kata-kata berulang!" katanya, tertawa kecil.

Kolom chat yang semula diwarnai diskusi kinerja mendadak penuh warna. "Gado-gado, otak-otak," tulis Rahmi Resti dari Kepulauan Riau. "Orak-arik," balas "You". Tawa kecil terdengar dari headset, menciptakan sejenak rasa akrab yang melegakan, seperti menyicip roti hangat di sela kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun