Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Semburat Putih Pelangi Kasih, Episode 36, Sempurna Purnama Eka Nawa Warsa

20 Agustus 2021   14:06 Diperbarui: 20 Agustus 2021   14:32 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikaulah Sang Ilahi

Yang bening, murni tembus pandang, suci menawan melebihi beningnya 

kemilau sinar

Yang menembus marcapada jagad raya pun indraloka swarga nirwana.

 

Hatiku semakin bening pikiranku menjadi semakin wening malam itu. Aku merasa sungguh-sungguh sebagai putri raja. Bukan hanya putri raja Maha Prabu Airlangga, melainkan lebih dari itu. Aku merasa sebagai putri Raja Semesta Alam yang mencintaiku tanpa syarat.

Aku merasa dikasihi Sang Hyang Widhi, kasih yang sangat penuh tiada tandingannya. Betapa luhurnya setiap manusia sebagai citra-Nya. Mengapa kadang manusia tidak bisa menghargai dirinya sendiri, sesamanya, dan jagat raya? Jagat raya, semesta yang selalu mengajari dan menuntunnya untuk menjadi bijak.

Mengapa terjadi keruntuhan dan kerusakan hubungan antarmanusia? Kebodohan merusak diri sendiri, dengan mengumbar nafsu tanpa kendali. Keserahakan akan uang dan harta benda dengan segala ketamakan? Membuat tubuh dirusak dan diluluhlantakkan oleh kemabukan arak, seks, dan narkoba? Mengarah kekuasaan dengan cara jalang? Mengapa manusia tidak bisa menghargai sesamanya, yang sederajat dan sama sebagai ciptaan Sang Hyang Widhi? Mengapa manusia menguras bumi dengan rakus, hanya demi dirinya bisa tampil mulus dalam segala hasrat kerakusannya yang tak pernah pupus?

Iblis memang selalu memiliki cara untuk menggoda jiwa-jiwa yang kosong tanpa kesadaran yang tak pernah bersujud pada penciptanya. Jiwa yang kehausan akan segala hawa nafsu yang berbuahkan dosa. Jiwa yang merana tak tahu jalan. Jiwa yang sesat dari jalan kekekalan menuju kesejatian dan kesucian abadi.

Malam ini doaku terpusat pada jiwa-jiwa itu. Sebagai perjuangan yang berat karena aku harus bergulat melawan iblis-iblis laknat, yang dengan godaannya berusaha menjatuhkan jiwa-jiwa pilihan.

Tiba-tiba aku dikejutkan oleh bisikan seperti suara Romo Prabu, suara yang lembut namun nyaring dalam nuraniku, "Putriku, sifat ningrat itu harus dimiliki oleh setiap orang, sifat ningrat tidak bergantung pada derajat, pangkat, melainkan perilaku yang mengarah pada yang adiluhur."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun