Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Semburat Putih Pelangi Kasih Episode 27, Pengalaman Jajah Nagari (5)

10 Agustus 2021   10:24 Diperbarui: 10 Agustus 2021   10:42 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semburat  Putih  Pelangi  Kasih (  Lukisan Bp  Y.P.Sukiyanto )

Bergantung pada kita semua bagaimana menjaga dan memelihara alam hingga lestari. Kuncinya ada pada budi, pikiran, rasa, dan cipta kita untuk selalu tahu bersyukur dan melestarikan kehidupan di jagad ini.

Setiap fajar, meski dimulai dengan niat penuh semangat untuk bangkit lagi atas kejatuhan kita kemarin ketika cinta belum bersemi, kasih kehilangan arti dan perjuangan kita yang loyo untuk menangkal dan melawan setiap godaan, serta menghilangnya arti hidup yang kita tekuni.

 Setiap fajar mesti diawali dengan doa-doa dan suatu tanya? Apa yang layak kupersembahkan pada-Mu hari ini? Karena Sang Hyang Widhi senantiasa setia menggelar waktunya untuk kita, manusia makhluknya yang Dia cintai yang telah Dia ciptakan sebagaimana Citra-Nya sendiri

Dan akhirnya pada setiap fajar yang mungkin diiringi sinar surya, awan mendung, desir angin atau curah hujan, akan menghantar setiap orang untuk memenuhi undangan Sang Murbeng Jagad untuk kembali menghadap kepada-Nya.

Setiap fajar adalah awal hari baru, sebagai akar hari maka hendaknya kamu menjaga keheningan. Berakar dalam kontempelasi artinya benamkan segala budi, kehendak, cipta, rasa dan karsamu untuk menggali dalam keheneningan, di awal hari karena itulah awal kesegaran dari setiap kehidupan panjangmu

Sebagaimana akar yang masuk dalam tanah, hendaklah kontempelasimu menghunjam ke dalam bumi hidupmu, mewarnai kehidupan seluruh hari. Sebagaimana akar, kontempelasimu akan mencari makanan jiwa dan rohmu untuk mendapatkan arti kehidupan yang adi luhur.

Manusia yang wening budinya, bening hatinya dan hening pikirannya akan semakin mampu mencari makna hidup ditengah hiruk pikuknya dunia. Sebagaimana akar ia akan tetap diam, sambil terus bergerak ke dalam tanah jati diri untuk mencari vitamin, mineral, dan makanan yang berguna untuk pertumbuhan pohon kehidupan seorang manusia.

Liman  Seto (Lukisan  Bp  Y.P  Sukiyanto )
Liman  Seto (Lukisan  Bp  Y.P  Sukiyanto )

 Walau angin mengguncang kehidupan, akar akan tetap tenang namun penuh aktivitas, kreatif, dan senantiasa aktif. Itu yang terpenting bagi hidupmu kalau kalian hendak mencari makna kehidupan. Akar kontemplelasimu harus kuat agar makanan rohanimu cukup, bahkan berlebihan dan menyuburkan kehidupan rohanimu. Semakin engkau mendalam pada kontempelasi, dirimu akan menemukan jati diri yang sebenarnya dan dirimu akan tangguh menghadapi segala marabahaya, terutama yang datang dari roh jahat.

Kita semua tidak tahu apa yang akan terjadi pada kehidupan kita, tapi yang

 terpenting adalah siap sedia, waspada dan ugahari dalam hidup. Niscaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun