Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Semburat Putih Pelangi Kasih Episode 9 Ramalan Pawukon Weton

20 Juli 2021   09:28 Diperbarui: 20 Juli 2021   09:33 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semburat  Putih  Pelangi  Kasih (  lukisan  Bp  Y.P.Sukiyanto )

"Ya, dewiku. Kau dilahirkan pada senja seperti ini, setelah hujan deras dan kilat menyambar-nyambar serta angin kencang. Tapi setelah tangismu terdengar, semuanya tenang, hanya pelangi yang melingkar indah menghias langit," jelas Bibi Sekar Tanjung.

"Oh, ya, Bibi, apakah kelahiran seseorang bisa menentukan dan memengaruhi hidupnya?"

"Ya, Dewi, sebagai orang Jawa kami percaya pengaruh paweton atau hari lahir sebagaimana orang seberang memercayai horoskop atau ramalan bintang."

"Oh, iya, Bibi, bagaimana semua itu diketahui?"

"Banyak hal yang bisa dihitung, untuk mengetahui pernik kepribadian, yang harus mengukir penyadaran diri."

"Sang Murbeng Jagad telah mengukir di telapak sepuluh jari tangan sejak bayi ada dalam kandungan, itu semua akan menunjukkan kemampuan, daya atau talenta yang dimiliki orang itu."

"Oh, ya, Bibi? Betapa Maha Kuasa dan kreatifnya Sang Murbeng Jagad, membekali dan menciptakan kemampuan dan bakat pada manusia ciptaan-Nya, ya!

"Bibi, aku ingin belajar dari Bibi Sekar Tanjung, untuk mengetahui itu semua."

"Baiklah, tunggu sebentar Dewi, Bibi akan mengambil lontar yang berisi tulisan paweton, yang ditulis oleh Kakanda Narotama."

"Oh, jadi Bibi dan Paman Narotama memiliki catatan itu?"

"Ya, Dewi, Kakanda Narotama kan pujangga istana, jadi selalu menulis setiap kejadian, apalagi peristiwa besar pada hari kelahiran putri raja sepertimu. Baiklah, tunggu sebentar di sini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun