Mohon tunggu...
Monica Nainggolan
Monica Nainggolan Mohon Tunggu... Freelancer - Welcome!

Masih belajar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mari Mengenal Multimedia Storytelling Lebih Jauh Lagi!

6 Februari 2020   22:56 Diperbarui: 8 Februari 2020   15:55 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Integrasi jenis media. Media-media yang digunakan memiliki fungsi yang setara, sehingga tidak dapat mengistimewakan salah satu dan mengesampingkan yang lainnya.

Menyederhanakan. Ketika akan melakukan multimedia storytelling, jurnalis harus dapat menyederhanakan isi yang akan disampaikan kepada audiens. Teks yang terlalu banyak tidak akan menarik perhatian dan pada akhirnya tidak dibaca sepenuhnya. Lalu jurnalis juga harus mampu memasukkan informasi yang layak dan membuang informasi yang tidak dibutuhkan.

Dapatkan perhatian audiens melalui cara visual. Sebuah cerita ataupun kisah yang disampaikan dengan menggunakan visual, akan mendapatkan lebih banyak perhatian dari audiens. Tentu saja visual harus dibuat semenarik mungkin.

Sistem non-linear yang tidak rumit. Pada multimedia storytelling, jurnalis diberikan kesempatan untuk menunjukkan sisi-sisi dari suatu cerita secara keseluruhan. Sehingga, multimedia dapat memberikan berbagai opsi kepada audiensnya. Dengan adanya opsi-opsi tersebut, audiens dapat memilih bagian mana yang akan dibaca.

Tidak ada masalah pada rendahnya interaksi. Terdapat multimedia yang dapat memunculkan sifat interaktif antara penulis dengan audiensnya. Namun pada beberapa multimedia, audiens tidak dapat melakukan banyak hal untuk memberikan feedback. Beberapa multimedia juga membuat audiensnya hanya dapat membaca isi dari konten saja. Hal tersebut sudah termasuk interaksi namun berada di tingkatan yang paling rendah.

Adanya pengalaman yang mendalam. Dengan adanya multimedia storytelling, para audiens dapat diajak untuk merasakan hal-hal yang sebelumnya belum pernah didapatkan.

Diperlukan penilaian jurnalistik yang baik. Terkadang pengambilan keputusan terhadap suatu hal masih bergantung pada produser. Jurnalis yang terpacu pada adanya aturan-aturan yang ketat terkadang dapat mempengaruhi cara pandangnya terhadap suatu realitas. Sehingga diperlukan jurnalis-jurnalis yang dapat memberi pandangan dan penilaian yang baik terhadap sebuah realita yang ada.

Saat ini multimedia storytelling digunakan karena adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat dan banyak digunakan oleh masyarakat. Dengan adanya multimedia storytelling, siapa saja dapat memanfaatkan adanya foto-foto dan video. Foto dan video tersebut dapat digunakan untuk memberikan dan membagikan berbagai informasi kepada orang-orang. Sehingga hal tersebut menguntungkan bagi orang lain karena mendapatkan pengetahuan yang baru.

Tidak hanya foto dan video, media-media lainnya yang bermunculan juga dapat dimanfaatkan untuk berbagi informasi. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila masyarakat mulai belajar untuk menggunakan media-media tersebut untuk membuat perubahan yang lebih baik.

Untuk informasi yang lebih lengkap lagi, kalian bisa cek informasinya di Youtube channelku dibawah ini, atau cek di soundcloud : https://soundcloud.com/monicangln/yuk-mengenal-lebih-lagi-tentang-multimedia-dan-visual-storytelling , terimakasih teman-teman! :)


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun