Mohon tunggu...
Mongabay Indonesia
Mongabay Indonesia Mohon Tunggu... -

Mongabay Indonesia merupakan situs berita yang berfokus pada penyampaian informasi berkaitan lingkungan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bunga Bangkai Ternyata Bisa Dijadikan Diversifikasi Pangan, Seperti Apa?

12 Oktober 2017   21:00 Diperbarui: 12 Oktober 2017   21:09 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peneliti LIPI ini juga menyebut bahwa suweg dapat dibudidayakan. Terlebih di wilayah tertentu, suweg telah banyak diolah dan dikonsumsi. "Tetapi perlu cara pengolahan yang tepat, bisa menimbulkan gatal jika kurang tepat dalam pengolahannya," paparnya.

Manfaat Suweg

Tanaman suweg adalah tanaman liar yang tumbuh di tempat -- tempat lembab dan terlindungi dari sinar matahari. Suweg mudah tumbuh tanpa pemeliharaan rutin sekalipun pada lahan yang tidak produktif

Dalam buku Bertanam Umbi -- umbian (Pinus 1997), ukuran umbi suweg bisa mencapai diameter 40 sentimeter, bentuknya bundar pipih, diameter tinggi umbi bisa mencapai 30 sentimeter, umbinya memiliki bobot kurang lebih 5 kilogram.

Secara morfologi, suweg memiliki batang diameter 10 sentimeter, tinggi 1,5 meter. Warna hijau belang-belang putih mirip tubuh ular itu, sebenarnya hanyalah tangkai daun. Daun suweg sendiri menjari banyak dan membentuk seperti payung selebar 1 meter.

Batang semu ini akan menguning, layu lalu mati menjelang musim kemarau. Hingga pada musim kemarau umbi akan mengalami masa dorman, untuk tumbuh lagi pada awal musim penghujan.

Awalnya suweg berasal dari benih berupa tonjolan pada kulit umbi seukuran kelereng. Untuk mencapai ukuran optimal seberat 10 kg, diperlukan masa pertumbuhan relatif lama. Itupun baru akan terjadi apabila tanaman suweg tumbuh di lahan yang cocok dengan tuntutan agroklimatnya.

Di seluruh dunia, ada sekitar 90 jenis Amorphophallus. Selain suweg dan bunga bangkai raksasa, yang juga dikenal masyarakat seperti iles-iles (Amorphophlallus konyac) dan acung (Amorphophallus variabilis). Dan belum semua umbi-umbian dimanfaatkan dan dikembangkan, contohnya ganyong, suweg, ubi kelapa dan gembili.

Sebetulnya, jenis Amorphophallus berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber karbohidrat alternatif selain padi. Bahwa upaya diversifikasi pangan yang diprogramkan pemerintah dapat memanfaatkan keragaman pangan potensial, misalnya, umbi suweg.

Di beberapa kawasan di Jawa Tengah, budidaya suweg sudah cukup memasyarakat. Meskipun masih jarang melakukannya secara monokultur. Biasanya budidaya suweg dilakukan secara tumpang sari, di sela-sela tanaman jagung dan singkong, atau di bawah tegakan tanaman keras.

Bibit suweg (Amorphophallus campanulatus). tanaman ini tergolong umbi -- umbian yang memerlukan tegakan pohon untuk tumbuh dengan tanah yang gembur serta ketersediaan air yang tinggi. Foto : Donny Iqbal/Mongabay Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun