Mohon tunggu...
Mokhsa Imanahatu
Mokhsa Imanahatu Mohon Tunggu... -

Pe'nafsu kebijaksanaan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pemuda Petani dan Meletusnya Raung

15 Juli 2015   21:51 Diperbarui: 15 Juli 2015   21:51 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ia akan menjadi aku: asing dan tanpa kemanusiaan"

 

Lantas, esok harinya. Ketika para petani terbangun, mereka membersihkan kemaluannya dengan doa serta keringatnya, karena tak punya tisu.

“Setelah itu, mereka pergi ke ladang. Tentu secara tak sengaja mereka menghirup abu, aku.”

Lantas! Mereka: “menyemprot makanan dengan racun, membanggakan handphone, motor, akik dalam kawanannya, dan berbelanja dengan gembira diatas air mata dan keringat kawanannya, dirinya(alfa/indomaret, matahari, carefour dll).”


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun