Mohon tunggu...
Muhammad Fajar
Muhammad Fajar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Menggagas Sekolah Virtual di Indonesia, Respon terhadap Revolusi Industri 4.0

10 Maret 2019   11:21 Diperbarui: 10 Maret 2019   11:47 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

1. Fully Online Schools (Sekolah online secara penuh)

Di sekolah ini, peserta didik mengambil pelajaran mereka sepenuhnya secara online. Dalam beberapa kasus, peserta didik datang ke pusat pembelajaran (sekolah) untuk pembekalan. Model ini tidak mengharuskan peserta didik menghadiri kelas.

2. Supplemental Online Programs (Program online tambahan)

Di sistem ini, peserta didik dapat mendaftar pembelajaran online untuk melengkapi bagian dari program penuh waktu di sekolah tradisional. Peserta didik dapat mengikuti pembelajaran online di rumah atau di ruang yang telah ditentukan seperti di gedung sekolah atau lab komputer (Watson dkk., 2013).

3. Blended-Learning Models (Model pembelajaran campuran)

Sekolah online model ini menawarkan pembelajaran campuran yang menggabungkan instruksi online dan tatap muka yang dicampur sepanjang hari sekolah. Dalam model pembelajaran campuran, peserta didik beralih antara pembelajaran online dan tatap muka sesuai dengan jadwal. Mereka mungkin menghabiskan waktu sedikit pada pembelajaran tatap muka, sebagian besar pembelajaran mereka secara online (Staker & Horn, 2012 dalam Locke dkk., 2014).

Setidaknya ada dua tujuan potensial dari pendidikan virtual. Pertama, pendidikan virtual dapat meningkatkan akses terhadap pendidikan dengan memungkinkan peserta didik mengambil mata pelajaran yang tidak ditawarkan di sekolah lokal mereka atau mereka tidak dapat hadir karena kendala pendaftaran atau konflik penjadwalan. Kedua, pendidikan virtual dapat meningkatkan kualitas pendidikan melalui personalisasi, persaingan yang diakibatkan oleh peningkatan pilihan antar penyedia layanan. Bahkan jika sekolah virtual tidak lebih baik daripada sekolah tradisional, mereka mungkin menawarkan kesempatan untuk meningkatkan produktivitas di bidang pendidikan dengan beroperasi dengan biaya lebih rendah (Chingos & Schwerdt, 2014).

Sementara Tella dan Tirri (1999) mengatakan bahwa sekolah virtual memiliki delapan tujuan pedagogis antara lain:

1. Untuk meningkatkan kesempatan sekolah atau pemerataan pendidikan;

2. Untuk mempromosikan pembelajaran yang digunakan sebagai bagian dari wajib belajar;

3. Untuk mempromosikan pedagogi teknologi baru dan konsep pembelajaran baru;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun