Mohon tunggu...
Mohammad Faiz Attoriq
Mohammad Faiz Attoriq Mohon Tunggu... Kontributor lepas

Penghobi fotografi domisili Malang - Jawa Timur yang mulai jatuh hati dengan menulis, keduanya adalah cara bercerita yang baik karena bukan sebagai penutur yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Negara Ini Cuma Mau Akui Orang Ekstrovert

16 Maret 2023   21:34 Diperbarui: 16 Maret 2023   21:39 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang introvert. (Foto: Unsplash.com/Igor Kasalovic)

Sebagai introvert, saya kerap mengalami keringat dingin yang keluar ketika harus berhadapan dengan orang lain.

Gejala ini sudah saya alami sejak mengenyam di bangku SD, saya semakin minder ketika di depan orang banyak.

Namun, komunikasi saya bisa dengan baik apabila empat mata dan tidak dalam kondisi seperti sedang berorasi.

Sejak menempuh pendidikan SD juga, saya dipaksa oleh lingkungan untuk menjadi percaya diri di depan umum.

Karena memang sudah menjadi bawaan, saya tetap tidak bisa berbicara di depan umum, bahkan dilanda rasa cemas.

Masalah ini masih tetap bercokol hingga di masa perkuliahan, justru semakin parah apabila saat presentasi.

Bukan keringat dingin lagi, mulut dan rahang saya semakin kaku dan mudah lupa dengan kata-kata yang akan saya lontarkan.

Belum lagi ketika hanya saya yang laki-laki di kelompok itu, sudah introvert, dihajar patriarki dan toxic masculinity pula.

Makanya, saya bersyukur apabila dalam kelompok tersebut ada laki-laki lain, saya pasti meminta orang itu yang presentasi.

Masa kuliah adalah masa terparah saya saat menjadi seorang introvert sampai harus menepi setelah kuliah dan kumpul dengan orang banyak di kelas.

Negara ini cuma mau yang ekstrovert

Ya, negara ini hanya menginginkan orang yang ekstrovert saja karena ada anggapan jika mereka berani di depan umum.

Sedangkan kaum introvert seperti saya dianggap negatif sehingga dipaksa untuk menjadi ekstrovert.

Misal, seseorang dipaksa untuk bisa berbicara di depan orang banyak dan tidak boleh berada di balik layar.

Mengapa dianggap negatif? Karena introvert disalahartikan menjadi anti sosial dan menghindari interaksi sosial.

Memang bukan alergi atau fobia sosial, tetapi orang introvert lebih memilih menghabiskan banyak waktunya untuk menyendiri.

Kaum introvert mengalami boros dalam melepas energi di lingkungan sosial, wajar jika begitu sudah lelah, menjauh adalah solusi untuk mengisi ulang energi.

Sifat introvert tidak bisa diubah menjadi ekstrovert karena merupakan bawaan, kecuali jika orang tersebut ternyata ambivert.

Masyarakat umumnya tidak akan pernah tahu betapa beratnya menjadi orang introvert termasuk saya seperti apa.

Dengan menepi, ada kedamaian dan kebahagiaan yang bisa didapatkan, itu adalah hal yang normal.

Introvert bukan penyakit mental atau gangguan karakter, tetapi karakter yang normal karena ketahanan dalam lingkungan sosial tidak bisa sama.

Yang perlu adalah pengakuan terhadap apa yang dialami oleh orang introvert seperti saya agar tidak dicap alergi atau anti sosial.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun