Teringat, atau mungkin juga kangen bernostalgia dengan bahasa gaul Balikpapan Jaman Dulu (selanjutnya disingkat Bajadul), yang sering saya temui di grup Fb juga Wa, kususnya komunitas anak asal Balikpapan, kiranya tidak berlebihan kalau saya mencoba menyusun kamus kecil yang sederhana.
Penutur bahasa gaul Bajadul pada masanya cukup banyak, bisa dikatakan ribuan. Sebab dari anak SD sampai masyarakat umum, kerap menggunakan bahasa slang ala Balikpapan ini.
Saya mencoba mengkodifikasi bahasa Bajadul dengan cara urut abjad. Dengan menambahkan arti dan makna bahasa gaul tersebut. Cara ini dibuat, agar, jika masih ada kosa kata yang terlupakan dan belum di entri, bisa dikoreksi dan ditambahkan lagi.Â
Kita memaklumi, bahasa Bajadul tidak memakai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Karena bahasa Bajadul adalah bahasa gaul, jauh sebelum bahasa slang di kota lain dikenalkan, bahasa Bajadul termasuk pionir bahasa "slenge-an" yang dituturkan masyarakat Balikpapan tempo dulu.
Â
Dan sampai sekarang masih terus berkembang dengan berbagai kosa-kata baru, entah dari mana asalnya, yang sering digunakan oleh anak milenial Balikpapan.
Tapi penyusunan kamus bahasa slang ini saya batasi sampai tahun 1980 saja, karena setelah itu saya tidak bermukim di Balikpapan, dan tidak mengikuti perkembangannya lagi, sementara bahasa gaul tersebut terus berkembang.
Bahasa gaul Bajadul sering diambil dari bahasa daerah yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat itu, ada juga serapan dari bahasa asing, bisa juga singkatan untuk mempermudah pengucapan, maka arti dan maknanya tergantung tempat dan situasi, misal; "Kamu nanti aku kasih tahu kakaku lho!", menjadi, "Kestokan neh!" Kalimat ancaman tersebut menyusut menjadi satu kata, yang diberi imbuhan.
Contoh yang lain, kata 'Cung!', dalam  olah raga disebut time out, atau istirahat sebentar, biasanya moment ini terjadi karena sipelaku lagi asik bermain dipanggil Ibu atau kakaknya untuk sesuatu hal yang mendesak, atau disuruh Ayahnya beli gula karena dirumah ada tamu.Â
Penyebabnya panjang lebar, tapi penyelesaiannya ringkas dan sederhana, hanya denga satu kata 'Cung' sambil mengangkat jari telunjuk keatas, untuk kode rehat sejenak, kawan sepermainan saat itu pasti memakluminya.Â
Itulah bahasa gaul yang pernah dituturkan oleh generasi Baby Boomers (lahir tahun 1946-1964 dan generasi X lahir tahun 1965-1980) di Balikpapan yang kini sebagian besar sudah menjadi Kakek dan Nenek.
Yogyakarta, 1 Maret 2025.
Penyusun, Mohammad Topani S
* (A)
* Akar bahar; gelang kayu (akar) berwarna hitam. Gelang ini biasanya dikenakan (remaja) laki-laki, pernah ngetren dipertengahan tahun 70 sampai awal tahun 80.
* Anak kampang; stigma anak yang orang tuanya tidak jelas. Kalimat "anak kampang" kalau sudah jengkel atau marah, sering untuk kata-kata makian terhadap seseorang.
* (B)
* Begayaan; bercanda, tidak serius.
* Bial, bebial; bengkak dipermukaan kulit dan gatal, karena digigit nyamuk. Bengkaknya kecil, dan makin besar kalau digaruk terus.
* Bidik; tepat sasaran, jitu, kalau menembak dengan senapan angin selalu kena sasaran.
* Behodengan; pacaran, saling cinta, proses sampai ke status ini tidak gampang, penuh dengan liku-likunya.
* Bekunat, tai manan; bintik-bintik bercak hitam yang ada dipermukaan kain seprei, kerah baju dan ditempat tertentu.
* Belatat; menerangakan suatu keadaan yang hitam karena proses pembakaran, kompor sumbu yang jarang dibersihkan pasti belatat.
* Boncel; sebutan untuk seseorang yang gemuk, pendek, bulat karena kurang gerak.
* Bonel; anting-anting, yang penekanannya pada anting-anting imitasi, anak jaman dulu rasa-rasanya jarang yang memakai anting-anting dari emas.
* Buncit; urutan paling belakang, tertinggal jauh dibelakang, karena larinya kurang kencang.
* Blanwir, Blangwir; pemadam kebakaran, kosa kata ini serapan dari bahasa Belanda: Brandweer.
* Bodok; kata-kata ini kadang digunakan sebagai umpatan karena kecewa, kesal dengan seseorang, bisa diartikan bodoh, atau bego.
* Bombon; permen, serapan dari bahasa Belanda 'Bonbon', pokoknya semua permen disebut bombon, bombon karet dll.
* Bob, penyakit bob; bengkak dibagian bawah telinga, sampai dibawah tulang rahang, sebagian leher, dulu obatnya cuma dikasih blau.
* (C)
* Corekan; sakit kuping, sampai keluar nanah.
* Conge; Tuli, kadang tuli dibuat-buat, umpatan untuk anak yang tidak mau disuruh, jadi pura-pura tidak mendengar, maka terucap kalimat "dasar kamu conge!"
* Ciruk, Menciruk; keadaan layang-layang yang sukar dikendalikan, menghujam kebawah disebut menciruk.
* Cirit; diambil dari ucapan tepecirit, tapi maknanya berubah, bukan mencret, tapi ditantang berkelahi atau lomba lari, tidak berani melayani, atau sabung ayam, ayam yang satu lari dari arena sabung ayam, itu disebut ayamnya cirit.
* Cinaloleng; olok-olok untuk seseorang yang bego, kurang paham, selalu salah dalam bertindak.
* (D)
* Dabuk; memukul dengan kepalan tangan dengan sasaran bagian dada, bisa juga memukul dibagian punggung. Kosa kata ini mungkin diambil dari bunyi yang mengenai dada "buk!", menjadi kata dabuk.
* Dos step, Dos tep; klaim bahwa tempat itu, mainan itu, buah itu miliknya, karena ia duluan menemukan, duluan memilih atau duluan sampai ditempat tersebut.
* Disisit; cara adu layang-layang, menarik benang gelasan, dengan cepat, agar benang layang-layang lawan putus.
* Dipirik; diuleg, misal, daun pacar diuleg sampai kalis, setelah itu tempelkan dikuku, hasilnya kuku berubah jadi merah.
* (E)
* Epok; dompet yang isinya uang receh, epok tidak bisa dipisahkan dengan Ibu-ibu, karena benda ini selalu dibawa kepasar. Huruf 'e' dibaca seperti mengucapkan huruf 'e' pada kata 'edan'.
* (F)
* (G)
* Gaco; yang diandalkan, dalam permainan kelereng, karena ada satu kelereng, atau bahkan lebih untuk andalan "me-unting" (lihat arti 'unting') agar selalu tepat sasaran.
* Gaer; takut, penakut, selalu belakangan untuk melakukan sesuatu, tidak mau ambil resiko.
* Geteng; terbuka tidak sempurna, karena menempel pada kertas gambar yang lain. "Permainan ini menabur atau melempar gambar (seukuran 3 kali 5 cm) keudara lalu jatuh kelantai atau tanah, bila permukaan gambar posisinya diatas disebut menang, kalau terbalik disebut kalah, tapi kalau tidak terbuka dengan sempurna, karena kertas gambar melengkung, disebut geteng.Â
* Gila babi; sakit ayan, anak jaman dulu asal sebut saja, dan stigma ini umum diucapkan saat itu.
* Gelendengan; permainan dengan menggunakan besi 10", dilas melingkar dengan diameter 50 cm sampai 70 cm, kadang dilombakan untuk ketangkasan dengan beberapa rintangan.
* Gepo'; tanah dipadatkan jadi bentuk bulat sebesar bola tenes, diadu dengan cara saling dijatuhkan ke gepo' lawan, setinggi satu meter atau lebih, bergantian sampai salah satu pecah lebur. Campuran tanah biasanya dirahasiakan, kalau ingin curang dalam permainan ini, dalam gepo' diisi semen cor atau batu. Huruf 'e' dalam kosa kata gepo' dibaca, seperti membaca huruf 'e' dalam kata 'emas'.
* Gebok; melempar bola kasti atau bola tenes ketubuh lawan. Hufuf 'e' dalam kosa kata ini dibaca seperti membaca huruf 'e' dalam kata 'edan'.
* Getel; kena tipis, dalam permainan kelereng sering terjadi masalah, karena kena getel kelereng tersebut tidak bergerak, itu masalahnya. Huruf 'e' kedua setalah huruf 'g' dalam kata tersebut dibaca seperti membaca kata 'gelap'. Makna lain kata ini, contoh; "Digetel sedikit aja nangis", kalimat ini untuk olok-olok anak cengeng.
* Gelasan; benang untuk layang-layang yang sudah diberi pecahan beling semprong diadon dengan ka' semacam perekat, agar benang jadi tajam untuk 'tegangan' (lihat arti 'tegangan').
* Gintul; layangannya putus tali, karena di sisit lawan.
* Gonggong; bodoh, responnya lambat.
* Gimpil; sangat mudah diatasi, sesuatu yang gampang dilakukan.
* (H)
* Haur; sibuk, banyak kerjaan.
* (I)
* (J)
* Juluk, Julukan, di Juluk; disengget, untuk mengejar layangan yang limbung (lihat arti 'limbung'), paling praktis pakai julukan dari bambu, yang ujungnya ada ranting kering. Anak dulu kalau nyolong mangga atau rambutan selalu menggunakan alat ini, yang dimodif ujungnya dipasang kawat.
* Jingkang; melompat setinggi-tingginya.
* Jabuk; lapuk, kayu ini sudah lapuk. Tapi dengan satu kata 'jabuk' bisa menjadi banyak arti, seperti; kalah dalam permainan, kalah bersaing dalam mencari pasangan, sudah tua juga bisa dikatakan 'jabuk'.
* (K)
* Kerumutan; gatal bentol-bentol merah dipermukaan kulit.
* Kojek; gundul plontos, penyebutan ini diambil dari film drama kriminal tahun 70' an yang berjudul 'Kojak' dibintangi aktor Telly Savalas berpenampilan gundul plontos.
* Kompe; tas anyaman dari daun pandan, ada juga dari bahan plastik, digunakan Ibu-ibu kepasar, biasanya untuk diisi sembako. Huruf 'e' dalam kata ini dibaca seperti membaca huru 'e' dalam kata 'ekor'.
* Kelantang; cara mencuci dengan meletakan sarung, seprei, atau baju diatas rumput, air sabun yang ada kain tersebut tidak diperas, sarung atau seprei mengering sendiri karena kena sinar matahari, dan jadi kaku seperti lap kanebo. Setelah itu dicuci ulang.
* Kuluk-Kuluk; permintaan kelangit untuk percepatan turun hujan, kalimat lengkapnya begini, sambil setengah berteriak lalu diucapkan; "Kuluk-kuluk hujan!", dan hujanpun turun, karena memang awan sudah gelap ditambah petir menyambar dimana-mana!
* Kontengan; kerja sama dalam permainan kelereng, bisa juga kerja sama hal lain, kalau menang hasil bagi dua.
* Kesuban; kemasukan benda kecil dipermukaan kulit telapak kaki, bisa juga dijari tangan, benda kecil tersebut biasanya serpihan kayu yang besarnya hanya beberapa mili meter.
* Kubut; hakim garis yang ada dalam permainan bola, entah dari mana asal kosa kata ini diserap.
* Kornel; sepak pojok, tendangan pojok dari permainan sepak bola.
* Kokos; film kokos atau film kartun, film kartun yang terkenal saat itu sangat banyak, diantaranya Popeye The Sailor Man.
* Kijil; perilaku pada perempuan yang dianggap murahan.
* Kipar; penjaga gawang, serapan dari bahasa Inggris 'goalkeeper', kiper, tapi lidah anak Bajadul menyebutnya kipar, kata mereka; "kiparnya lengket!" Maksudnya, penjaga gawangnya pintar menangkap bola.
* Kelontang; kaleng dilapisi kertas warna, untuk menggulung benang gelasan.
* Kelae; berkelahi, berantem satu lawan satu.
* Kop; nyundul bola.
* Ketekan; katepel diisi peluru batu, karet yang bagus biasanya pakai pentil sepeda, diikat 6x2 kiri-kanan, dengan cara ini, batu hasil lontaran karet pentil cukup jauh dan kencang. Huruf 'e' kedua setelah huruf 'g' dibaca seperti membca huruf 'e' dalam kata 'empu'.
* Kimbe'nya; makian, sumpah serapah.
* (L)
* Lempak; bentuk rambut dicukur tidak merata, tidak rapi, karena pakai alat cukur manual, dengan kombinasi gunting tumpul.
* Lepak; memukul dengan telapak tangan, memukul dari belakang, dengan sasaran kepala.
* Lanji; suka menggoda cewek, atau cewek genit, subjeknya bisa wanita atau laki-laki.
* Losong; orang yang pandai bergaul, murah senyum dan sering tertawa, orang seperti ini banyak teman dan terkenal dalam hal bersosialisasi.
* Lotong; hitam legam, anak yang berkulit hitam karena sering ngejar layangan, mungkin juga karena genetik seperti sebutan kata 'tambi'.
* Lumbar; istilah dalam permainan adu layang-layang, yang berarti mengulur benang gelasan sepanjang yang dibutuhkan.
* Limbung; layangan putus, terbang bebas mengikuti arah angin.
* Longor; keadaan rambut yang kurang sehat, karena banyak yang rontok.
* Lengo; orang yang kurang waras, ODGJ, tapi kosa kata ini sering digunakan untuk olok-olok, seperti "dasar anak lengo!" Huruf 'e' dalam kata tersebut dibaca seperti membaca huruf 'e' dalam kata 'eko'.
* Loco; menggelikan, lucu, lawakan dari Kwartet Jaya, Bing Slamet, Ateng, Edy Sud, Iskak, grup lawak ini sering disiarkan di TV RI tempo dulu, dan selalu ditunggu-tunggu pemirsa karena 'loco' menghibur.
* (M)
* Mecicing; lari sekencang kencangnya karena takut dikejar anjing, bisa juga karena ditakut-takuti jika melewati kuburan, dan banyak lagi penyebab lainnya yang menjadi gerakan spontan 'mecicing'.
* Menggurak; air mendidih, air dimasak mengeluarkan bunyi dan buih atau gelembung panas.
* Minyak gas; minyak tanah, kerosin atau paraffin, di Komplek PERTAMINA kala itu rutin dibagikan gratis tiap bulan 25 liter, untuk bahan bakar kompor sumbu.
* (N)
* Ngarut, karot; bohong, dusta.
* Nyelibit; hampir kena!Â
* (O)
* (P)
* Petek; rangka layang-layang dibuat dari bambu. Huruf 'e' kedua dari huruf 'p' dibaca seperti membaca huruf 'e' pada kata 'pekat'.
* Petal; lihat 'lempak', rambut yang digunting tidak beraturan, biasanya kalau maling ketangkap rambutnya dicukur asal-asalan, hasilnya rambutnya petal.
* Pancau; tinggi semampai.
* Pasmanen; pasukan keamanan isntalasi PERTAMINA, disingkat jadi PASMANIN, tapi lidah anak Bajadul bacanya 'Pasmanen'.
* Pujungan; terlalu percaya diri, mabuk sanjungan, merasa paling pintar.
* Pendeng; ikat pinggang dari kulit, kadang dipakai orang tua untuk menyambuk anaknya yang nakal. Huruf 'e' kedua setelah huruf 'p' dibaca seperti membaca huru 'e' pada kata 'penduduk'.
* Penten; dinilai oleh guru hasil ulangannya.
* Pengencet; penakut, takut hantu, takut berkelahi, pokoknya serba takut.
* (Q)
* (R)
* Rambangan; kena beruntun, dalam permainan kelereng sekali unting (lihat arti 'unting') kena semua, disebut rambangan.
* Rumput jepang; tali rafia.
* (S)
* Serimpung; ikan yang diikat dengan tali rafia atau tali bambu tipis, isinya kisaran 15 sampai 20 ekor yang besar ikannya kisaran 25 sampai 30 cm. Mengikatnya dengan cara memasukan tali diantara insang ikan tersebut.
* Sisit; saat 'tegangan' (lihat arti 'tegangan') menarik benang gelasan dengan cepat, agar layangan lawan putus benang.
* Serangga; semut rang-rang, berwarna merah, seperti warna gula jawa, koloninya sering ada dipohon jambu, mangga, rambutan atau pohon buah yang tidak terawat.
* Selang-selangan; untung-untungan, bersifat judi, menang-kalah urusan belakang, yang penting ikut dulu. Huruf 'e' kedua setelah huruf 's' dibaca seperti membaca huruf 'e' dalam kata 'sepak bola'.
* Sentokan; alat untuk perang-perangan, yang dibuat dari bambu dengan lobang 7 mili meter, panjang 50 cm, diisi gumpalan kertas basah, disentok (ditekan) dengan kayu seukuran lobang tersebut, hasilnya kertas basah tersebut meluncur cepag karena ada tekanan angin.
* Seke'; pelit, sekakar.
* Singkip; tidak punya uang sepeser pun.
* Sekakar; pelitnya kebangetan.
* Sepai; mencuri, dicuri secara diam-diam, sasaran sangat dekat, mirip dicopet.
* Strat; jalanan, serapan dari bahasa Belanda 'Straat', kalau dulu, pengertian main di strat, artinya main ditengah jalan.
* Slenger; alat berupa besi untuk menyalakan mesin mobil, dengan cara memutar berulang-ulang starter mesin yang ada didepan grill mobil. Taksi jamban (mobil Jeep Willys dimodif dengan body bahan kayu ulin) saat itu, kalau mogok biasanya di slenger.
* Singel; ditantang berkelahi satu lawan satu. "Ayo singel! berani kah!" Begitu tantangannya.
* (T)
* Tai larut; off side, dalam permainan sepak bola, jika kerjanya menunggu operan bola dekat gawang musuh dikatakan 'tai larut'.Â
* Tagar, betagar; karatan, seng berkarat, kosa kata ini bisa juga dipakai untuk olok-olok, misal; "gigimu betagar", artinya giginya kuning karena jarang (gosok gigi) sikat gigi.
* Tepilar-pilar; lari mecicing, lari sekuat tenaga saking takutnya dengan sesuatu.
* Tegangan; adu layang-layang dengan benang gelasan, huruf 'e' pada kata tersebut dibaca seperti membaca huruf 'e' pada kata 'ekor'.
* Tengkong; dari siku sampai pergelangan tangan bengkok. Atau tangannya agak melengkung.
* Tilam; kasur yang isinya kapuk, kalau 'spring bed' tidak termasuk tilam.
* Tabangan; adu kekuatan kaki dalam permainan bola, kalau kedua anak tersebut tempramental, langsung dilanjutkan dengan singel.
* Teberubut; tercabut semua dalam keadaan berantakan. Rambut kepala kalau ditarik sangat kuat bisa teberubut.
* Tekipai; kalah fisik, kalah mental, keadaan dimana semua hanya bisa pasrah, karena tidak ada perlawanan sedikitpun. Kalah kuat.
* Tewa; kedapatan, dalam permainan sembunyi-sembunyian, kalau ditemukan persembunyiannya disebut 'tewa'. Semua yang kedapatan disuruh berbaris dibelakang, yang paling depan tutup mata sambil menebak nomor barisan yang ada dibelakangnya, yang kena tebak menjadi anak yang tugasnya mencari persembunyian lawan.
* Tekeliwai; gerakan tanpa sengaja, kalau lagi konsentrasi menembak burung dengan senapan angin, jangan sampai tekeliwai, bisa lepas sasaranya.
* Trombol; Bus panjang 13 meter, Bus gandeng, untuk mengangkut karyawan BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij), bus ini beroperasi terus sampai akhir tahun 1970.
* (U)
* Unting; membidik sasaran, kalau sudah siap me unting cewek, berarti harus siap modal untuk ngajak nonton film di bioskop Citra.
* (V)
* (W)
* (X)
* (Y)
* (Z)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI