Strategi ini juga memberi waktu bagi karangtaruna dan mahasiswa untuk mempersiapkan segala sesuatu dengan matang, mulai dari menu, kebersihan tempat, hingga penataan dekorasi sederhana yang menambah estetika. Akibatnya, setiap akhir pekan Angkringan Girsereng selalu dipenuhi oleh pengunjung, baik warga lokal maupun dari luar desa.
Menu Sederhana, Suasana Istimewa
Menu yang ditawarkan di Angkringan Girsereng tidak jauh berbeda dengan angkringan tradisional pada umumnya. Ada kopi hitam, teh manis, jahe hangat, serta jajanan  dan makanan ringan seperti sate-satean, gorengan, dan nasi bungkus sederhana.
Namun, yang menjadikannya istimewa adalah suasana yang ditawarkan. Dengan harga yang sangat terjangkau, pengunjung tidak hanya mendapatkan makanan, tetapi juga pengalaman menikmati suasana desa yang masih alami, jauh dari kebisingan kota.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Kehadiran Angkringan Girsereng membawa dampak positif bagi masyarakat Desa Pandanarum. Dari sisi ekonomi, angkringan ini mampu menjadi sumber tambahan penghasilan bagi karangtaruna dan warga yang ikut serta dalam penyediaan bahan makanan maupun minuman.
Dari sisi sosial, angkringan ini menjadi ruang interaksi baru bagi masyarakat. Anak muda desa kini memiliki tempat untuk berkumpul, berdiskusi, dan menyalurkan kreativitas mereka. Selain itu, masyarakat dari luar desa yang datang turut memperluas jaringan sosial serta memperkenalkan Desa Pandanarum sebagai destinasi wisata lokal.
Peran Mahasiswa PMM UMM
Mahasiswa PMM UMM yang ikut serta dalam pengembangan Angkringan Girsereng memiliki peran penting, terutama dalam memberikan perspektif baru terkait manajemen, promosi, dan pemasaran. Mereka membantu memperkenalkan angkringan ini melalui media sosial, membuat desain konten promosi, hingga memberikan pelatihan sederhana kepada karangtaruna mengenai pengelolaan usaha berbasis komunitas.
Selain itu, mahasiswa juga menanamkan nilai-nilai kemandirian, kreativitas, dan inovasi kepada karangtaruna. Dengan begitu, Angkringan Girsereng bukan hanya sekadar tempat nongkrong, melainkan juga simbol kolaborasi antar generasi muda untuk membangun desa.
Harapan ke Depan