Mohon tunggu...
Mohamad Ramadhan Argakoesoemah
Mohamad Ramadhan Argakoesoemah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen STIE Indonesia Banking School

Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen STIE Indonesia Banking School

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Work From Home And Flexibility: The New Corporate Culture

15 Agustus 2023   19:44 Diperbarui: 15 Agustus 2023   19:48 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kantor Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan kasus pertama virus Covid-19 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, pada tanggal 31 Desember 2019 dengan kasus pneumonia yang etiologi atau penyebabnya tidak diketahui (WHO, 2020). Setelah munculnya pandemi COVID-19, lalu terbit Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 16 Tahun 2020 yang ditandatangani oleh Gubernur Anies Baswedan menetapkan kebijakan pembatasan untuk hampir semua kegiatan operasional termasuk yang dilakukan di tempat kerja atau perkantoran (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2020).

Survei yang saya lakukan pada bulan Juli 2022 terhadap sampel 129 karyawan sektor perbankan di wilayah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan bahwa semua responden saat itu bekerja secara hibrida atau jarak jauh. Sebanyak 129 dari mereka telah mengisi kuesioner di antaranya 35,7% responden masuk kantor tiga hari dalam seminggu dengan jumlah 46 orang, lalu diikuti ada 35,7% responden masuk kantor empat hari dalam seminggu dengan jumlah 46 orang, selanjutnya ada 23,3% responden masuk kantor dua hari dalam seminggu dengan jumlah 30 orang, dan yang paling sedikit sisanya ada 5,4% responden masuk kantor sehari dalam seminggu dengan jumlah 7 orang. Berarti jumlah responden didominasi oleh yang masuk kantor tiga dan empat hari dalam seminggu (Argakoesoemah, 2023).

Kondisi pada saat itu sedang mengalami pandemi Covid-19, yang menyebabkan kebijakan membatasi aktivitas masyarakat, seperti yang tertera pada Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 16 Tahun 2020 (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2020) dan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 226 Tahun 2022 (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2022). Berdasarkan petunjuk dari keputusan ini, hampir semua kegiatan operasional termasuk kegiatan di tempat kerja atau perkantoran dimulai berjalan secara hibrida atau jarak jauh (Argakoesoemah, 2023).

Human capital management harus memahami dan mengelola pekerjaan dan kondisi pekerja disesuaikan inline dengan strategi organisasi. Human capital management harus menyesuaikan dengan kondisi terkini. Fleksibilitas kini menjadi penting terutama pada generasi muda. Perbedaan generasi akan mempengaruhi job satisfaction yang harus diperhatikan serius dan proaktif oleh manajemen. Hal ini dikarenakan permasalahan ini berkaitan dengan personal karyawan. Faktor eksternal digunakan juga dalam proses pada Manajemen Aset Manusia karena dampaknya besar. Beberapa faktor eksternal yang termasuk klasifikasi megatrends yaitu di antaranya:

  • Teknologi digital,
  • Bonus demografi,
  • Pola kerja,
  • Iklim lingkungan hidup,
  • Individualisme,
  • Maraknya produk tiruan.

Dengan adanya megatrends tersebut maka pola kerja ikut berubah. Teknologi digital adalah awal dari semua perubahan, ditambah adanya kondisi pandemi Covid-19. Iklim lingkungan hidup yang mengalami perubahan juga turut diikuti banyak berubahnya lingkungan di dalam organisasi atau perusahaan. Di tengah VUCA saat ini, human capital management harus berusaha memprediksi faktor eksternal yang sebenarnya tidak dapat diprediksi. Manajemen juga harus bisa menjadi fleksibel mengikuti karyawan dalam berjalannya proses bisnis dan metode bekerja karyawan dengan menyiapkan beberapa rencana.

Survei yang dilakukan IDN Life Time Career pada Januari 2021 terhadap 400 karyawan di Indonesia menunjukkan bahwa mereka lebih suka sistem kerja yang lebih fleksibel. Fleksibel, istilah untuk kemungkinan bekerja secara jarak jauh dan tidak bekerja di kantor, diatur untuk mengimbangi jadwal dan menghemat waktu (IDN Times Life Career, 2021).

Survei yang dilakukan IDN Life Time Career dari Januari 2021 hingga Januari 2022 menunjukkan bahwa 400 karyawan di Indonesia yang bekerja work from home merasa lebih aman. Hal-hal seperti menghindari kontak fisik dan menghindari kerumunan sangat relevan selama pandemi Covid-19. Namun, work from home mungkin lebih nyaman dan dapat menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga. Salah satu manfaat bekerja secara jarak jauh selama pandemi Covid-19 adalah bahwa dapat meningkatkan kekebalan seseorang dan mencegah mereka terpapar virus (IDN Times Life Career, 2021).

Kinerja karyawan pada dasarnya dihasilkan oleh banyak proses yang berbeda, yaitu: faktor internal (karyawan sendiri), serta faktor luar dan faktor strategis (perusahaan) (Fahrurazi, Ghalib, & Arifin, 2014). Kinerja karyawan dapat dinilai dengan baik jika implementasinya sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau mampu memenuhi kebutuhan perusahaan (Marsyandi & Paulina, 2022). Kinerja yang optimal adalah kinerja yang sesuai dengan standar perusahaan (Daspar, 2020).

Kajian McKinsey terhadap karyawan di tahun 2020, Reimagining the Office And Work Life After Covid-19, menemukan bahwa ada beberapa masalah yang menghambat komunikasi saat bekerja jarak jauh. Misalnya, karyawan tidak dapat berbicara dengan tim kerja dengan efektif hanya dengan menggunakan teknologi virtual berbasis video atau media digital lainnya. Selain itu, jika operasional dijalankan secara jarak jauh, mentoring dan pengembangan talenta karyawan akan menjadi kurang efektif. Namun, menciptakan interaksi sosial dan membentuk tim kerja tanpa interaksi fisik secara langsung sekarang terasa mudah. Hal ini terus berubah karena kehidupan normal baru dan fleksibilitas kerja setelah pandemi Covid-19 semakin menjadi kebiasaan (Boland, Smet, Palter, & Sanghvi, 2020).

Work from home juga disebut sebagai kerja jarak jauh, komunikasi jarak jauh, pekerjaan dari rumah, kantor di rumah, dan istilah lain yang mengacu pada pengaturan kerja dengan karyawan yang tidak berada di kantor (Bellmann & Hübler, 2021). Dengan memakai pakaian seadanya dan membuka laptop dari mana pun kita berada, kita dapat bekerja secara online tanpa harus berangkat ke kantor (Purwanto, et al., 2020).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh para pemimpin SmithGroup di tahun 2020 tentang bagaimana karyawan mengadopsi metode baru untuk bekerja selama pandemi Covid-19, fleksibilitas sangat penting. Ini berarti bahwa karyawan dapat berpindah tempat bekerja tanpa mengancam keamanan mereka atau menghalangi kemajuan perusahaan. Karyawan tidak berada di tempat atau waktu yang sama saat menjalankan pekerjaan secara langsung atau jarak jauh. Maka dari itu penjadwalan, efisiensi dan efektivitas menghadapi hambatan, hubungan sosial, budaya, atau kebiasaan perusahaan, peluang kolaborasi tim, dan pengembangan manajemen integrasi harus selalu dipertimbangkan (Warden, 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun