Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menjaga Keseimbangan: Work Life and Pray atau Eat Pray and Love!

23 Maret 2024   17:42 Diperbarui: 27 Maret 2024   17:57 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Keseimbangan dalam  mengejar dunia dan akhirat. Sumber gambar KOMPAS.com

Maaf, pernahkah Anda mendengar film yang berjudul Eat Pray Love? Film ber-genre drama buatan Amerika pada tahun 2010 an itu diperani oleh aktor dan aktris kelas dunia, Brad Pitt dan Julia "Pretty Woman" Roberts.

Hebatnya, lokasi syuting ada 4 negara, dan salah satunya di Indonesia, yang mana Bali sebagai setting icon tempat yang dipilih untuk mendukung plot cerita di film ini.

Untuk ringkasan, kisahnya sederhana saja sih. Intinya bahwa sesuatu yang tampak sempurna dari luar, ternyata belum tentu dirasakan sama bagi mereka yang berada di dalamnya. Bergelimang harta dan jabatan, ternyata masih belum kebahagiaan akan makna hidup ini yang seolah-olah bermakna "Hidup ini untuk makan, dan bukannya makan untuk hidup".

Untuk itu, si cantik Julia Roberts yang berperan sebagai Elizabeth, sosok yang penuh kehampaan dalam dirinya akan hidup ini, memutuskan untuk 'hijrah" dengan meninggalkan semua hal duniawinya untuk menjelajah Italia, India dan Indonesia yang akhirnya, di Bali, dia bisa menemukan kedamaian dan cinta sejati dalam dirinya.

Bagaimana dengan Work, Life and Pray?

Sejujurnya, itu bukanlah judul film, melainkan satu topik menarik yang sedang dibahas di artikel ini. Menariknya di mana juga? Begini, di dalam hidup kita ini pasti banyak aspek yang berlalu-lalang dengan fase atau tahapan yang akan dilalui, dikejar, disesali, dihindari, dilewatkan,  diprioritaskan, dijadikan bagian yang terbaik, diinginkan, diraih, dijadikan mimpi dan masih banyak hal lainnya.

Hanya saja, ada satu hal yang sering kita lalaikan. Apakah itu? Iya, itu adalah bagaimana kita semua secara individu mampu untuk menjaga keseimbangan darai fase-fase untuk kepenting diri kita di dunia maupun kelak di akhirat.

Lihat saja diri kita sendiri saat ini. Dengan hidup di dunia ini, pastilah bukan suatu hal yang bersifat kebetulan. Itu semua sudah tertulis di dalam Lauhul Mahfudz mulai dari kapan lahir, rezeki, jodoh sampai ajal diri kita, semua itu sudah tertulis di sana.

Tinggal kita, mau mati-matian mengejar urusan dan semua materi duniawi ataukah mengejar akhirat kita kelak untuk bekal saat mati?  Ataukah mengejar dua-duanya biar tidak menjadi orang yang merugi dunia akhirat? Wah, jadi bingung, kan?

Jika yang terakhir itu, saya juga sependapat, namun ingat bahwa mengejar keduanya juga tidak semudah membalik telapak tangan dalam implementasi mulai dari niat, perbuatan, tindakan dan doanya. Kita tidak bisa mengejar akhirat tanpa mengejar dunia dan juga salah bila hanya mengejar dunia serta lalai dengan urusan akhirat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun