Mohon tunggu...
Mohamad Aby Gael
Mohamad Aby Gael Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Antropologi, Universitas Airlangga

Menulis untuk meredam kegelisahan yang sering datang tanpa diundang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suara

26 Desember 2020   21:34 Diperbarui: 26 Desember 2020   23:33 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apa guna suara
Jika tetap kudengar
jerit di lorong gelap,
tangis di balik kelambu,
rintihan di sudut kota,
atau juga sesak nafas
di tanah pengasingan.

Apa jadinya waktu yang kau jahit
tanpa suara
Apa rasa akan hilang arah
Apa gairah jadi layu,
lalu mati muda.
Orang berkata,
suara adalah wakil
derita dan bahagia.

Tapi untuk bahagia
bercermin pun perlu.
Pada burung
bercuitan merayu syahdu,
pada tikus
berdecitan memecah malam,
pada kupu
yang terjebak keheningan,
bersahaja.

Suara-suara itu dulu tiada
lantas nurani memaksa hadirnya
nurani menuntutmu bersuara
walau dalam ruang hampa
kedap udara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun