Mohon tunggu...
mulia siregar
mulia siregar Mohon Tunggu... -

.....

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Artikel Utama

Kesatria Pajak

6 April 2015   11:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:29 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah berawal dari sebuah negeri Antaberantah yang lagi sibuk membangun mental bangsanya dan membangun infrastuktur untuk kemakmuran rakyatnya.

Untuk membangun negeri tersebut dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, sementara sumber daya alam negeri yang kaya raya tersebut sudah mulai habis, yang dulunya negeri ini terkenal sebagai pengekspor minyak bumi sekarang malah menjadi pengimpor minyak bumi sehingga rakyat yang sudah terbiasa menggunakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kaget karena subsidi dicabut dan terjadi demo dimana-mana.

Untuk memenuhi pembiayaan pembangunan tersebut yang jumlahnya tidak sedikit dibuatlah kebijakan:


  1. mengurangi subsidi untuk BBM dengan alasan pengalihan subsidi yang konsumtif ke yang lebih produktif.
  2. penghematan belanja aparatur negeri tersebut seperti pelarangan rapat di hotel dan sebagainya.
  3. meningkatkan target penerimaan pajak yang sangat luar biasa hingga 40% dari tahun sebelumnya.


Untuk mencapai target penerimaan pajak yang luar biasa itu, pemimpin negeri tersebut merasa perlu untuk menaikkan tunjaangan dengan besaran yang luar biasa juga dengan harapan para kesatria pajak negeri tersebut dapat meningkatkan kinerjanya dan semangat untuk mencapai target pnerimaan pajak yang luar biasa negeri tersebut, dan pemimpin negeri itu menyebutnya Vitamin.

E..e..eh... ternyata para kesatria pajak tidak senang diberi vitamin seperti itu (sehingga menimbulkan kegaduhan), mereka menganggap ini pelecehan terhadap nasionalismenya atau kecintaannya terhadap negeri tersebut. Para kesatria pajak sadar bahwa rakyat dinegeri itu sedang mengalami kesusahan akibat kenaikan harga-harga, sehingga para kesatria pajak ingin membuktikan bahwa mereka dapat bekerja keras dan yakin akan mencapai target penerimaan yang luar biasa tersebut tanpa harus diberi tunjangan yang besarnya luar biasa karena rakyat yang susah secara ekonomi. Para kesatria pajak menganggap cara tersebut adalah cara transaksional, kalau target penerimaan pajak tercapai maka tahun depan tunjangan diterima 100% ditambah lagi bonus sedangkan kalau target penerimaan pajak tidak tercapai maka tunjangan tahun depan akan dipotong hingga 50%.

Akhirnya pemimpin - pemimpin negeri tersebut sadar bahwa negeri tersebut harus dibangun dengan kecintaan pada rakyat dan kecintaan padanegeri (orang bilang nasionalisme) sesuai dengan program membangun mental bangsa tersebut, sehingga tidak ada lagi cara - cara transaksional seperti diatas tadi.

kisah  ini hanya fiktif belaka kalau ada kesamaan mohon maaf...tidak bermaksud menyinggung.

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun