Pakde yakin, benih niatnya baiknya, lillahi Taa’la untuk mencari rezeki, membantu memberikan pekerjaan pada sesama, pada saatnya akan berbuah. Alhamdulillah dia selalu mendapat kemudahan jalan dalam merintis usahanya, hingga dapat mengembangkan usahanya seperti sekarang.
Harapan Kedepan
Pakde berharap, kedepan, usahanya semakin berkembang, akan ada tumbuh cabang-cabang Adi Bakso lainnya di seluruh Aceh. Tentu saja bukan perkara mudah bagi perantau seperti Pakde, yang tekadnya meninggalkan kampung halaman dan hanya bisa pulang pada momen tertentu. Itu semua dikorbankan demi kepastian sebuah masa depan yang lebih baik.
“Saya mempunyai tiga orang anak, yang nantinya akan mewarisi usaha ini. Sebelum saya meninggal nanti, semoga sudah terbuka dua sampai tiga cabang lainnya. Dengan terbukanya cabang Bakso Adi yang lain, berarti saya sudah berpartisipasi dalam mengurangi pengangguran”.
Melihat semangat dan keyakinan Pakde, di usianya yang sudah tidak muda lagi, sungguh menyentuh dan menginspirasi. Semangat dan perjuangan Pakde, mestinya bisa jadi bahan penyemangat kita semua.
Di tengah sulitnya mendapatkan pekerjaan, persaingan yang semakin ketat, usaha bakso Pakde Adi mampu menjawab persoalan tersebut dengan memperkerjakan 10 orang karyawannya.
Yang sangat menguntungkan lagi adalah, di masa pandemi ini, ternyata UMKM model ini tidak terlalu dirasakan imbasnya. Seolah bebas dari ancaman resesi ekonomi. Bakso Pakde Ade konsisten dengan usahanya, dengan kunjungan setia dari pelangganya.
Terlebih, yang patut diapresiasi adalah, menyelipkan protokol kesehatan pada usaha kecilnya. Seolah menyimpan pesan mendalam yang ingin disampaikan.
Bahwa Rombong Bakso pun, bisa tampil keren, tetap mengedepankan prinsip cuci tangan (Hand Hygiene), jaga jarak (Social Distancing), dan mengenakan masker. Yang terakhir disebut (Masker), tentunya harus dilepas saat menikmati baksonya. Bravo Pakde!
Banda Aceh, 30 Agustus 2020
Moehib Aifa