Mohon tunggu...
Muhibuddin Aifa
Muhibuddin Aifa Mohon Tunggu... Perawat - Wiraswasta

Jika Membaca dan Menulis adalah Cara yang paling mujarab dalam merawat Nalar, Maka Kuliah Adalah Pelengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Peluang Anies 2024: Memanfaatkan atau Dimanfaatkan

26 Agustus 2020   21:07 Diperbarui: 26 Agustus 2020   21:12 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto (FB: Anies Baswedan)

Tidak hanya berakhir disitu, keinginannya untuk terus belajar membawanya untuk melanjutkan studinya setelah mendapat beasiswa program doktoral dari Northern Illinois University. Ia menulis disertasi mengenai "Otonomi Daerah dan Pola Demokrasi di Indonesia".

Beliau benar-benar mendapatkan kasta tertinggi di dunia pendidikan yaitu, bergelar profesor (Prof Anies Baswedan Ph.D). Namun karena regulasi di Indonesia yang mengatur bila terjun ke politik, gelar guru besar (profesor) akan dicabut, terakhir ia menanggalkan gelar profesornya untuk memantapkan diri terjun kedunia politik.

Menjadi inisiator pada gerakan Indonesia Mengajar, kepeduliannya terhadap pendidikan tidak hanya sampai disitu. Anies menjadi rektor termuda kala itu, ketika dilantik sebagai rektor Universitas Paramadina dalam usia 38 tahun.

Karir Politik Anies

Anies Jadi Pewawancara Pada Salah Program Tanah Merdeka di TVRI Jogyakarta (jogja.suara.com)
Anies Jadi Pewawancara Pada Salah Program Tanah Merdeka di TVRI Jogyakarta (jogja.suara.com)

Bakat leadership-nya memang sudah teruji sangat bangku SMP sebagai Ketua pelaksana Tutup Tahun disekolahnya, saat SMA ia menjadi Ketua OSIS. Begitupan pada masa kuliah dirinya menjadi ketua Senat Universitas Gajah Mada (UGM). Sekitar tahun 2009 Anies pernah menjadi moderator untuk acara Debat Pilpres 2009, Pada saat itu capresnya adalah, Soesilo Bambang Yodhoyono (SBY), Jufus Kalla (JK), dan Megawati Soekarnoputri.

Barulah pada tahun 2014, Anies terlibat dalam politik praktis sebagai Juru Bicara pasangan Capres Jokowi-JK. Kehadirannya sebagai jubir saat itu, mampu menyampaikan pesan-pesan positif terkait visi-misi dan kelebihan pasangan yang dijagokannya.

Atas keterlibatannya dalam usaha pemenangan capres Jokowi-JK, dan melihat track record karirnya yang luar biasa di dunia pendidikan, Presiden Jokowi pada kabinet kerja priode 2014-2019 mengangkatnya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dari jalur profesional. Namun ia tak sempat menghabiskan masa jabatannya, karena keburu diganti oleh  Muhadjir Effendi pada pertengahan Juli tahun 2016.

Pergantiannya mendikbud tersebut, begitu mengejutkan. Bisa jadi pergantian tersebut mengandung unsur politik dibelakangnya. Yang jelas ia diganti bukan karena ketidak mampuannya dalam mengemban amanat tersebut.

Semasa menjabat sebagai Mendikbud kurang lebih ada 10 kebijakannya dalam memperbaiki tata kelola pendidikan di Indonesia. Mulai dari sistem Ujian Nasional, Kurikulum Nasional, hinggapemerataan Guru ke daerah terpincil.

Hingga beliau menerbitkan himbauan bagi orangtua untuk mengantar anaknya kesekolah, pada hari pertama sekolah. Meskipun kelihatannya sepele, itu berdampak pada psikologis anak, merasakan peran orangtua yang berperan aktif dalam memupuk semangat belajar anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun