Mohon tunggu...
Moehammad Abdoe
Moehammad Abdoe Mohon Tunggu... Seniman - Sastrawan

Pelopor komunitas Pemuda Desa Merdeka (PDM, 2015) dengan gerakan yang mengangkat tema sosial dan seni musik jalanan. Karyanya berupa puisi dan cerpen beredar di sejumlah surat kabar dan majalah. Buku antologi puisi tunggal terbarunya yang telah terbit berjudul Debar Waktu (Elex Media Komputindo/Kompas Gramedia, 2021). Saat ini, ia masih tinggal di sebuah desa kecil di bawah lereng bukit kapur (Kalipare-Malang) sebagai penulis lepas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengeja Alam

24 November 2020   08:47 Diperbarui: 24 November 2020   08:48 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sedari hulu sungai mengalir
menyesali sumbu matamu yang perlahan mulai menyela
telah kemudian kautulis namaku pada selembar daun kizib pagi hari
bahagia tercurah
matahari terbit dan siluet bulu mata siang terbakar
juga barangkali awan di langit lazuardi itu lantas berkaca di laut
mengenang kembali wajah ombak
dan namaku
mengeja dua mata angin saling berkarung duka
kapal kapal busung dalam ceruk renungan
pasir pantai
sementara pigmen barat seperti genangan darah
menggantung di sudut waktu paling sunyi
ayunan menjelang malam

Malang, 21 November 2020.

Moehammad Abdoe

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun