Mohon tunggu...
Moedi Darmawan
Moedi Darmawan Mohon Tunggu... Alumni Universitas Pendidikan Indonesia

Warga pedesaan yang menyukai secercah ilmu pengetahuan, sains teknologi dan seni

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Affan Kurniawan Telah Gugur Dalam Demonstrasi Rakyat

29 Agustus 2025   09:40 Diperbarui: 1 September 2025   07:24 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demonstrasi Mahasiswa dan Rakyat (Sumber: Kompas/Fakhri Fadlurrohman)

Pengemudi ojek online yang tewas terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob pada Kamis (28/8/2025) diselimuti duka mendalam. Affan Kurniawan almarhum merupakan tulang punggung keluarga, seorang sosok pekerja keras dalam membantu ekonomi keluarga.
Seminggu ini gerakan aksi massa terus bergelombang menuju gedung DPR-MPR dipicu oleh berbagai kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat seperti pajak bumi bangunan, pajak, gaji UMR, perumahan
Simbol utama pemicunnya yakni kenaikan gaji dan tunjangan anggota DPR di tengah penderitaan dan kesengsaraan rakyat. Respon sebagian anggota DPR dengan berjoget-ria ditambah dengan ucapan anggota DPR berinisial “S” yang menyatakan rakyat “tolol” sangat melukai hati rakyat. Wakil yang diharapkan rakyat memperjuangkan aspirasi dan nurani rakyat pada kenyataaannya tidak sama sekali, mereka anggota DPR sibuk dengan kepentingan diri dan golongannya. Tidak ada satu-pun anggota DPR yang dengan suara lantang  menolak gaji dan tunjangan yang ia terima demi mendahulukan kesejahteraan rakyat yang masih terjebak dalam jurang-jurang kemiskinan. Jurang kesenjangan rakyat dengan para pemimpin atau wakil rakyat yang mewakilinya semkain menjadi-jadi.
Gaji pokok seorang anggota DPR berkisar  Rp4,2 juta/bulan namun total pendapatan keseluruhan membesar dengan  tadanyta unjangan melekat (tunjangan jabatan, kehormatan, keluarga, listrik/telepon) dan tunjangan kinerja/fungsi (komunikasi intensif, peningkatan fungsi), ditambah dukungan operasional seperti perjalanan dinas, reses/penyerapan aspirasi, hingga skema perumahan yang mencapai Rp50 juta/bulan.Perbandingan gaji DPR dan UMR memang tidak bisa dibandingkan secara linier—tugas, jam kerja, dan risiko pekerjaan yang berbeda pula. Tapi ketimpangan yang dirasakan rakya saat ini sungguh mencederai hati dan nurani.
Merujuk tulisan Achmad Nur Hidayat di Harian Ekonomi Neraca (27/8/25) di negara lain, jurangnya tak sedalam itu. Sebagai cermin sederhana, gaji anggota Kongres AS sekitar US$174.000/tahun. Dibanding upah minimum federal US$7,25/jam (kira-kira US$15.080/tahun untuk 2.080 jam kerja), rasionya sekitar 11–12 kali. Negara Inggris, gaji anggota parlemen sekitar £94.000/tahun sementara National Living Wage berkisar £12/jam untuk usia dewasa; terhadap pekerja penuh waktu (±1.950 jam/tahun), rasionya ±4 kali. Sementara Indonesia berdasrkan  pagu APBN 2025 menyebutkan ±Rp1,65 triliun untuk 580 anggota pada 2025. Jika dibagi 580 lalu dibagi 12 bulan, hasilnya ±Rp237,9 juta per bulan. Rencana tunjangan perumahan Rp50juta/bulan  belum termasuk angka tersebut; jika diberlakukan, total bisa menembus ±Rp287,9 juta/bulan (Kompas, 24/8/25) rasio terhadap UMR setiap daerah  provinsi/kabupaten berkisar antara 44 – 110 kali. Cerminan kesenjangan yang amat dalam, sunguh ironi dan satire bagi rakyat yang diwakilinya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun