Musim 2019 adalah puncaknya: 420 poin, 18 podium dari 19 race, 12 kemenangan, dan 0 crash selama race. Itu bukan hanya statistik, itu adalah bukti dominasi absolut.
Namun, bukan hanya hasil yang membuatnya istimewa. Mrquez dikenal dengan gaya balap agresif, braking yang ekstrim, dan kemampuan menyelamatkan diri dari crash yang membuat komentator sering kehabisan kata.
Dia adalah pembalap yang memaksa motornya melakukan hal yang secara teknik hampir mustahil.
Jerez 2020: Saat Dunia Marc Berubah
Musim 2020 seharusnya jadi lanjutan kisah keemasan. Namun, segalanya runtuh dalam satu insiden tragis.
Balapan di Jerez, Spanyol, jadi momen paling memilukan. Mrquez mengalami high side saat memimpin race dan mengalami cedera parah di lengan kanan. Ia harus dioperasi beberapa kali. Yang lebih tragis: ia mencoba kembali balapan seminggu setelah operasi, tapi justru memperburuk lukanya.
Apa yang mengikuti adalah ketidakpastian. Ia absen sepanjang 2020. Tahun 2021 pun dilalui dengan tertatih. Dunia bertanya: apakah Marc Mrquez yang dulu masih akan kembali?
Luka Fisik, Luka Mental
Sebagai fans, melihat Marc melewati masa itu bukan sekadar menyaksikan seseorang gagal balapan. Kita menyaksikan seorang manusia yang seluruh hidupnya ada di atas motor, harus berdamai dengan tubuhnya sendiri yang tidak lagi sekuat dulu.
Mrquez menderita diplopia (penglihatan ganda), dislokasi bahu, dan tentu saja trauma dari operasi lengan kanan yang tidak kunjung pulih total.
Namun, ia tetap balapan. Tetap mencoba. Tetap tersenyum --- bahkan saat jelas terlihat betapa berat perjuangannya.