Mohon tunggu...
Moch. Marsa Taufiqurrohman
Moch. Marsa Taufiqurrohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hukum (yang nggak nulis tentang hukum)

Seorang anak yang lahir sebagai kado terindah untuk ulangtahun ke-23 Ibundanya.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Aku Tidak Ikhlas Menjadi Seorang Blogger

15 Februari 2019   12:45 Diperbarui: 15 Februari 2019   13:19 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Motivasi 'cari uang' lewat menulis blog pun semakin membara. Entah keajaiban dari mana, setiap aku mengikuti lomba blog, aku selalu menjadi finalis, 30 besar, atau 20 besar. Walaupun tidak menjadi juara, namun menjadi finalis itu sudah cukup mengisi dompetku dengan 'uang'. Bahkan 4 bulan setelah diundang ke Yogyakarta, aku kembali diundang ke Jakarta sebagai finalis oleh instansi pemerintahan yang lain. Dua minggu setelah pulang dari Jakarta, aku kembali diundang ke Jakarta sebagai 20 tulisan terbaik di kompetisi blog yang diadakan salah satu portal blog.

Sering menjadi finalis membuatku besar kepala, hingga terlalu percaya diri. Bahkan setiap suara ketikan jari jemariku seperti melantunkan gemercikan rupiah. 

Hingga pada akhirnya.............

Belasan lomba yang aku ikuti sepulang dari Jakarta yang terakhir, tidak lagi menghasilkan 'uang'. Aku akui hal ini benar-benar membuatku frustasi. 

Puncaknya adalah September - Oktober 2018 lalu. Saat itu tabunganku mulai menipis, aku pun mengikuti kompetisi blog yang diadakan oleh salah satu e-commerce, dengan niat untuk menyegarkan kembali rekening tabunganku. Berkat motivasi hadiah 'uang' yang cukup besar, aku pun menulis dengan keras, dan menyebarkan tulisan tersebut agar mendapat posisi tertinggi di pencarian Google. Aku melakukan hal tersebut selama hampir sebulan penuh. Namun, dari 9 tulisan yang terpilih sebagai pemenang, tak satupun mencantumkan tulisanku.

Sejak membaca pengumuman tersebut, rasanya seperti Zainuddin yang ditolak cintanya oleh Hayati. "Duhai kekalahan, kau regas segenap pucuk pengharapanku! Kau patahkan!" kurang lebih seperti itulah suara jeritan hati. Bahkan kekalahan itu membuatku memutuskan untuk berhenti menulis, berhenti untuk menjadi seorang Narablog.

Sampai ketika.............

***

.....

"Marsa, dengerin dulu.... Kamu kurang ikhlas nak, kamu harus ikhlas"

"Maksud Umi?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun