Mohon tunggu...
Moch. Marsa Taufiqurrohman
Moch. Marsa Taufiqurrohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hukum (yang nggak nulis tentang hukum)

Seorang anak yang lahir sebagai kado terindah untuk ulangtahun ke-23 Ibundanya.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Aku Tidak Ikhlas Menjadi Seorang Blogger

15 Februari 2019   12:45 Diperbarui: 15 Februari 2019   13:19 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kamu akan tahu sendiri. Perbaiki niatmu, kamu harus ikhlas..."

"...."

***

Sebulan lamanya aku memutuskan untuk tidak membuka blogku lagi. Namun di hari-hari aku berhenti menulis, di setiap hari itu pula telingaku terngiang oleh perkataan ibuku "Kamu kurang ikhlas nak, kamu harus ikhlas." Entah bagaimana bisa, selama satu bulan itu aku berhenti menulis, selama sebulan itu juga aku mendapat banyak nasihat tentang keikhlasan.

Pikiranku berputar, berpikir dan menemukan jawaban. Di awal bulan Desember 2018 lalu, aku baru menyadari perkataan ibuku, bahwa aku harus ikhlas dalam menulis, aku harus perbaiki niatku dalam menulis. Bahwa menulis itu adalah kegiatan mulia, niatnya pun harus mulia, motivasinya pun harus mulia, bukan semata-mata hanya 'uang'.

Kemenangan demi kemenangan, uang demi uang yang dihasilkan lomba blog memang sebuah kebanggaan bagi seorang Narablog. Namun ada yang ada lebih besar dari sekedar 'uang', yakni 'keikhlasan dalam menulis'. Ada niat yang harus dibenahi.

Ternyata menjadi terkenal, menjadi pemenang, dan mendapatkan uang bukan tujuannya. Ada sesuatu lain yang lebih besar dari sekedar uang, kemenangan, dan ketenaran. Yakni keberkahan. Aku pun baru menyadari bahwa menulis adalah berbagi, menulis adalah menginspirasi, menulis butuh keihlasan. Setiap lomba yang aku ikuti pun harus memiliki niat yang tulus.

Bukan kerja keras menulis kita yang dapat membuat kita menjadi pemenang, kemudian bangga. Bukan banyaknya share yang kita dapat yang membuat kita mendapatkan uang, kemudian bangga. Bukan tingginya peringkat di Google yang membuat kita menjadi Narablog terkenal, kemudian bangga. Namun keberkahan dari kita menulis itulah yang menjadi sebuah kebanggaan yang sesungguhnya bagi seorang Narablog.

Bukankah manusia terbaik adalah manusia yang dapat bermanfaat bagi manusia lainnya?

Akhirnya renungan tersebut membuatku terus menggali, apa sih sebenarnya tujuan dan manfaat menjadi seorang Narablog? Apa sih kebanggaan 'hakiki' menjadi seorang Narablog?

1. Menjadi Narablog adalah jalan untuk berbagi dan menginspirasi

"Aku harus ikhlas menjadi seorang Narablog." Itulah sebuah kalimat yang aku patri di pikiran dan hatiku sekarang ini. Bahwa menjadi Narablog dapat menjadi sebuah kebanggaan apabila memiliki niat untuk berbagi dan menginspirasi. Menulis bagi Narablog sejati adalah sarana untuk menjernihkan dan menyegarkan kembali pikiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun