Mohon tunggu...
Mochammad Ariq Ajaba
Mochammad Ariq Ajaba Mohon Tunggu... Pramusaji - Mahasiswa Pemikiran Politik Islam IAIN Kudus

Seorang mahasiswa yang berusaha peduli tentang dunia perpolitikan di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Media Online dalam Menyorot Kasus Kekerasan Seksual: Sudah Netralkah?

27 Mei 2022   08:23 Diperbarui: 27 Mei 2022   09:16 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal, suatu media online bila mengimplementasikan kedua fungsi tersebut secara berkesinambungan, akan mendatangkan iklim positif dalam tatanan masyarakat, baik dalam kehidupan masyarakat yang nantinya jumlah kasus kekerasan seksual menurun, juga dalam ranah media yang akan dipercaya oleh masyarakat sebagai sumber rujukan untuk mendapatkan informasi. 

Yang perlu digarisbawahi sejauh ini adalah pemberitaan media menyoal kasus kekerasan seksual terlalu dominan, mengesampingkan adanya alternatif supaya kasus kekerasan seksual menurun, yakni dengan memberikan suguhan berita tentang upaya pencegahan kekerasan seksual.

Hal tersebut belum termasuk subtansi berita kasus kekerasan seksual yang tertuang didalamnya. Menyoal tentang substansi berita, seringkali pihak media online dengan gaya bahasa dan sudut pandang peliputannya, selalu menyudutkan korban kekerasan seksual tanpa memerhatikan perasaan korban, terlalu menyalahkan korban, terlalu meng-ekspos korban hingga kepribadiannya, latar belakang korban darimana, dan sebagainya. 

Utamanya korban berjenis kelamin perempuan. Media tampak bias gender dan menimbulkan ketakadilan gender dalam pemberitaan kasus kekerasaan seksual.

Bukti nyata bahwa berbagai media online terlalu menyudutkan korban kekerasan seksual tanpa memerhatikan kelanjutan sanksi yang didapat pelaku, bisa disaksikan dengan pemberitaan kasus public figure Lucinta Luna pada September tahun 2020 lalu, yang mana media online seperti Tribunnews.com (Judul "Pukuli Lelaki setelah Dilecehkan di Depan Umum, Lucinta Luna: Ada Tenaga Samson Dalam Tubuhku"), dan Viva.co.id (Judul "Diremas Bokongnya, Lucinta Luna Curhat Sambil Terisak-Isak"), mem-publish berita tanpa memerhatikan aspek fungsi media sebagai sarana sosialisasi dan aspek treatment reccomendation (menekankan penyelesaian). 

Bagaimana tidak? Dari judul berita nya saja, terlalu vulgar dan tidak me-representasikan media yang bijak. Belum lagi tidak memenuhi fungsi sarana sosialisasi, hanya sebatas sarana informasi saja, itupun terdapat penggunaan bahasa yang tidak sopan.

Dalam isi beritanya pun tidak menampilkan penyelesaian yang ditawarkan seperti apa, hanya sebatas peristiwa tersebut terjadi dilihat dalam kacamata media dan penggambaran penyebab kekerasan seksual saja. Sekali lagi, sudah netralkah media online dalam menyorot kasus kekerasan seksual? Jelas BELUM! Diluar kasus diatas, masih banyak sekali kasus kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia.

Sebagai wadah pencarian informasi yang selalu diakses oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, seharusnya media online wajib bersikap netral. Untuk itu, diharapkan media online lebih memerhatikkan dan menjalankan fungsinya sebagai sarana sosialisasi dan lebih meninjau aspek analisis framing sebagai tolak ukur menuangkan berita dan mem-publish berita dengan baik, aktual, dan seimbang. 

Dan untuk meminimalisir jumlah kasus kekerasan seksual adalah dengan memaksimalkan pemberitaan tentang kiat-kiat penanganan dan pencegahan tindak kekerasan seksual dari berbagai lingkup. Hal tersebut lebih baik dilakukan secara konsisten daripada tidak sama sekali. Diyakini, dengan upaya tersebut, dapat mewujudkan tatanan masyarakat yang jauh akan maraknya tindak kekerasan seksual.

Mari, bersama-sama mengkawal media online dalam memberitakan kasus kekerasan seksual. Jangan sampai, media online lepas dari fungsinya sebagai sarana sosialisasi masyarakat. Salam pemerhati media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun