Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Menerobos Masa Depan

Kepala SMPN 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Air Mata untuk Negeriku Tercinta

31 Agustus 2025   07:40 Diperbarui: 31 Agustus 2025   07:40 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rasa sedih ini sudah cukup lama mengusik hati. Terutama,  ketika melihat polah para pemimpin yang tidak lagi bernurani. 

Rakyat ini, rakyatmu.  Jerit dalam hatiku.  Kenapa begitu tega kau memperlakukannya seperti itu?

Rakyatmu lagi susah.  Mencari kerja pontang panting setengah mati. Padahal,  kerja adalah harga diri.  

Tapi kamu pertontonkan kegembiraanmu dengan joget joget di forum resmi.  Forum yang seharusnya dipergunakan untuk membela rakyat dari kegalauan masa depannya. 

Kamu bilang uang ratusan juta layak kamu terima.  Padahal rakyatmu sedang lapar dan belum bisa menemukan harapan. 

Kamu pajaki apa saja yang rakyat punya.  Seperti berulangnya kisah Saijah dan Adinda.  Apa kalian lupa cerita yang ditulis oleh orang Belanda itu? Padahal mulutmu selalu ingin dikenang sebagai pejuang?

Ketika rakyat marah,  kamu baru tahu,  kata katamu telah membuat habis semua kesabaran yang tinggal sisa. Kamu meminta maaf seakan baru saja lebaran tiba.  Untuk mengulang kembali saat rakyat sudah lupa.

Api itu sudah berkobar.  Api itu sudah meluluhlantakkan kesombongan dan kecongkakan yang kau pelihara di ruang ruang yang berpendingin udara. 

Air mata ini tak mungkin kuhapus begitu saja. Negeriku sedang duka.  Negeriku sedang lara. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun