Alea tidak mau tidur di rumah dinas papanya. Â Dia memilih tidur di hotel sendirian. Â
"Gak apa-apa?"
"Iya. Alea kan udah gede."
Papanya langsung terlelap setelah seharian mengikuti aneka upacara sambutan. Â Tinggal aku sendiri yang matanya masih kelap kelip tak mau terpejam.
Ada gelegek yang cukupp keras beberapa kali. Â Hujannya juga datang dan pergi. Â Terdengar suara angin yang cukup kencang juga.Â
Beberapa kali ke kamar mandi.Â
Kulihat jam menunjuk angka 2. Ketika perut berasa lapar, aku ke dapur. Â Tadi siang aku lihat ada pop mie. Lumayan buat ganjal perut.Â
"Untuk Saeful rajin juga," kataku mengingat wajah pembantu rumah yang sudah menyiapkan segalanya.Â
Aku makan di ruang tengah. Â Tadinya mau menyalakan tv tapi takut mengganggu tidur suami. Â Akhirnya, aku makan mie sambil dengerin musik dari HP. Â Suaranya sengaja aku lirihkan.Â
Mungkin baru sekitar 5 sendok, ketika aku mendengar samar-samar suara tangisan dari kamar belakang. Â Aneh, karena tak ada penghuni kamar belakang. Â Bahkan aku lihat plafonnya juga sudah agak lapuk.Â