Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Membaca Kembali Makna Ramadan

6 Juni 2019   05:15 Diperbarui: 6 Juni 2019   05:21 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ramadan baru saja meninggalkan kita.  Dan tahun depan akan kembali lagi bersama kita.  Pertanyaan nya,  apakah Ramadan hanya sebuah rutinitas belaka? 

Sebodoh bodoh nya manusia adalah mereka yang tak bisa memperoleh makna dari setiap peristiwa yang dilaluinya. 

Hidup ini seperti sungai yang mengalir.  Air yang mengalir di sebuah sungai, bukan lah air yang sama.  Setelah lewat maka akan disusul oleh air yang baru. 

Ramadan akan dan pergi.  Kemudian, setahun lagi akan datang Ramadan,  tapi bukan Ramadan yang sama.  Ramadan yang datang adalah Ramadan yang baru.  Sebagaimana air di sungai tadi. 

Apa yang membedakan satu Ramadan dengan Ramadan yang lainnya? 

Makna.  Pemberian makna oleh kita yang membuat Ramadan akan selalu menjadi Ramadan yang baru.  

Apa yang dapat kita peroleh dalam setiap Ramadan akan menjadi Ramadan yang termaknai. 

Ramadan tahun ini,  saya makna sebagai Ramadan tafsir.  Karena di dalam Ramadan tahun ini,  saya mencoba menggali lebih dalam tafsir ayat ayat Al-Quran.   

Selama ini,  saya baru bisa mengeja huruf huruf dalam al Qur'an.   Baru membunyikan huruf huruf itu.  

Tahun ini mencoba melakukan sesuatu yang lebih dalam.  Mencari inti sebuah pesan.  Menukik ke makna setiap kata dalam kitab suci tersebut. 

Tidak mudah.  Karena ayat ayat Al-Quran bukan hanya sekedar perintah dan cerita cerita.  Al-Quran juga sebuah karya yang benar benar nyastra tingkat tinggi. 

Bahasa Arab juga jauh berbeda dengan bahasa Indonesia dalam banyak hal.  Harus ada sedikit ilmu awal agar tak terlalu awam. 

Tapi hal demikian bukan sesuatu yang sulit kok.  Segalanya bisa #dibikinsimpel dan #antiribet. Seperti gaya anak muda milenial. Seperti apa yang dibikin oleh @bca.

Tafsir yang saya pilih adalah tafsir al Misbah.  Tafsir yang ditulis oleh intelektual Indonesia berkaliber internasional yaitu Bapak Profesor Quraish Shihab.  Ayah dari presenter ngetop Najwa Shihab. 

Karena dalam bahasa Indonesia,  lebih simpel dan memang#dibikinsimpel dan #antiribet dalam memahaminya.  Tafsir memang berbeda dengan terjemahan.  Dan orang terkadang merasa sudah paham al Qur'an hanya dari membaca terjemahan.  Sikap paling salah. 

Selain mencoba memahami al Qur'an melalui pembacaan terhadap tafsir al Misbah,  ternyata tahun ini ada terselip ilmu baru melalui beberapa tulisan di Samberthr.  Terutama tentang BCA. 

Semoga semua ilmu itu bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun